PortalMadura.Com, Sumenep – Belasan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Melawan Korupsi (Gramsi) Sumenep, Madura, Jawa Timur melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Bupati setempat, Rabu (19/10/2016).
Aksi mereka menyoroti peruntukan Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas (migas) yang selama ini dinilai kurang jelas. Semestinya, DPH migas diperuntukkan terhadap masyarakat, utamanya bagi masyarakat daerah terdampak.
“Sementara, peruntukan DBH migas selama ini tidak jelas. Buktinya masyarakat terdampak tetap miskin,” ungkap korlap aksi Gramsi, Imam Arifin.
Ia menyampaikan, peningkatan infrastruktur, fasilitas pendidikan, kesehatan dan transportasi laut diwilayah dampak langsung tidak ada peningkatan sehingga dicurigai ada permainan oleh para penguasa di Sumenep.
“Infrastruktur masyarakat kepulauan tidak terpenuhi, banyak fasilitas umum yang tidak ada peningkatan, seharusnya ka sebagai wilayah sumber migas mendapatkan peningkatan infrastruktur,” jelasnya.
Di Sumenep saat ini ada dua perusahaan migas yang sudah melakukan eksploitasi, yakni Santos Madura Offshore dan PT Kangean Energy Indonesia (KEI). (arifin/choir)