Catatan Seorang Mahasiswa Unipdu Jombang, “Pengumbar Janji Busuk”

Avatar of PortalMadura.Com
Catatan Seorang Mahasiswa Unipdu Jombang, "Pengumbar Janji Busuk"
Moh Ramli

PortalMadura.Com – Pulang kampung adalah hal yang membahagiakan bagi para perantau, sama seperti saya, yang saat ini sedang merantau, menimba ilmu di Jombang, tempat kaum beriman.

Waktu pulang tinggal seminggu lagi, persiapannya sudah matang, karena terlalu bahagianya ingin berkumpul dengan sanak famili dan kawan-kawan di kampung.

Liburan kuliah pun sudah tiba. Maka saya pun menuju kampung, tepat jam 24.00 dari Jombang, sampai di Sumenep kira-kira jam 07.00 pagi.

Saya anak pulau, untuk sampai ke sana, menyeberangi laut dalam, saya harus menaiki perahu kecil terlebih dahulu. Menerjang ombak kecil dengan semilir angin yang begitu tenang. Dengan hati riang, senyuman yang tidak pernah terlepaskan dari muka yang kusut kelelahan.

Sampai pelabuhan seperti biasanya kakak sepupuku yang menjemputnya. ‘’Enak-enak di Jombang kok pulang?” tanya kakak sepupuku. ‘’Kenapa?’’, sahut saya, ‘’di sini listrikkan padam lagi’’.

Dalam hati, rasa bahagia pun terbumbuhi rasa kecewa, sambil lalu berbincang-bincang di atas motor melewati lorong yang penuh kerikil tajam, rasanya seperti berjalan di atas hutan gersang bebatuan. Di sini kendaraan sebagus apapun pasti tidak bertahan lama.

Ya begitulah pulau Giligenting, pulau kecil, listrik yang terbatas, tanpa aspal yang selicin uang merah di dompet bapak pemimpin. Yang kian dekat dengan neraka. Seakan-akan tidak ada pemimpin yang peduli terhadap nasipnya kita.

Liat saja tahun 2014, pernah terjadi demo besar-besaran, massa menggugat listrik yang tidak kunjung hidup. Ternyata pulau kecil saya ini ada demo juga ya, hahaha. Ada yang lebih lucu, kemarin saya baca di Sosmed (Sosial Media) lagi-lagi pulau saya terjadi demo yang kedua kalinya.

Lalu kemana pemimpin yang dulunya mengumbar-ngumbar janjinya? ternyata hanya jambu (janji busuk). Toh! Saya masi ingat betul dulu ketika pemilihan kepala desa, begitu ekstrimnya pulau saya ini, tidak berlebihan, siapapun yang tidak mendukung, tanpa segan-segan tokoh agama pun jadi korban keberutalannya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.