Depan Keraton Sumenep, Pohon Beringin Meranggas dari Mitos Mistis Hingga Manfaat

Avatar of PortalMadura.Com
Pohon Beringin depan Keraton Sumenep Meranggas
Pohon Beringin depan Keraton Sumenep Meranggas

PortalMadura.Com, – Pohon beringin di depan pintu masuk Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur meranggas pada musim penghujan tahun 2016 menimbulkan banyak spekulasi.

Banyak yang menduga mengandung pertanda tersendiri, karena pohon beringin dan pohon lainnya yang ada di areal keraton tak terlihat adanya tanda-tanda akan meranggas.

Meranggas pada musim penghujan itu aneh. Namun, meranggas pada musim kemarau adalah hal lumrah terjadi pada pohon tertentu, seperti pohon jati, pohon mahoni, pohon kedondong, pohon randu, dan petai cina (kelandingan), serta lainnya.

Fungsi tumbuhan meranggas (menggugurkan daunnya) di musim kemarau adalah dengan maksud/tujuan mengurangi penguapan. Namun, bila jarang terjadi. Lalu, adakah hubungannya dengan penguasa saat ini?. Tuhan Maha Mengetahui.

Di kalangan masyarakat Jawa, pohon beringin dikenal mempunyai filosofi tersendiri, yakni sebagai pohon yang kokoh kuat dan mengayomi. Dan nyaman dijadikan tempat berteduh. “Kalau tidak meranggas”.

Beringin tidak tumbuh ke atas, namun tumbuhnya melebar, mengembang dan terkadang kembali ke bawah menjuntai. Ini bermakna orang harus mengenal asal usulnya, darimana dia berasal.

Pohon beringin juga selalu menjernihkan mata air yang ada di sekitarnya. Tanaman beringin memiliki kemampuan sebagai tanaman konservasi mata air dan penguat lereng alami.

Hal tersebut dapat dilihat dari struktur perakarannya yang dalam dan akar lateral yang mencengkeram tanah dengan baik.

Selain itu, jenis-jenis beringin memang diketahui sebagai habitat beberapa burung, reptilian, serangga dan mamalia yang mengkonsumsi buahnya.

Jadi, dengan menanam beringin, secara tidak langsung juga akan mengkonservasi fauna yang menjadikan beringin sebagai tempat hidupnya.

Beringin merupakan tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan.

Selain itu keberadaan tanaman beringin pada kawasan hutan bisa dijadikan sebagai indikator proses terjadinya suksesi hutan.

Beringin juga merupakan tanaman yang memiliki umur sangat tua, tanaman tersebut dapat hidup dalam waktu hingga ratusan tahun.

Pohon beringin juga sangat identik dengan segala sesuatu yang berbau mistis. Banyak orang menganggap pohon besar ini suci dan tempat kekuatan magis berkumpul.

Tak jarang pula orang yang berpikir kalau lokasi di sekitar pohon beringin adalah tempat yang angker. Hal ini dapat dimaklumi karena pohon tersebut rindang dan ‘singup', tak heran kalau makhluk halus kerasan tinggal di sana menjadi penunggunya.

Namun, di balik semua rahasia yang tersimpan, pohon ini ternyata memiliki manfaat besar dalam menyembuhkan sejumlah penyakit.

Beringin yang bernama latin Ficus benyamina L, memiliki ketinggian sekitar 20-25 meter. Batangnya tegak, bulat, dengan permukaan kasar.

Pada bagian batang ini keluar akar gantung (akar udara). Pohon yang disebut waringin pada masyarakat Jawa dan Sumatera ini, memiliki bentuk daun tunggal, bertangkai pendek, dengan letak bersilang berhadapan.

Bunganya tunggal, keluar dari ketiak daun, sementara buahnya buni bewarna hijau saat masih muda dan merah setelah tua.

Kandungan :

Akar udara yang terletak pada bagian batang pohon beringin mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange. Memiliki rasa yang sedikit pahit, namun sejuk.

Khasiat :

Akar dan daun adalah bagian dari tanaman yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit. Akar udara dapat dimanfaatkan untuk mengatasi pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri pada rematik sendi, dan luka terpukul (memar).

Sementara daunnya berkhasiat menyembuhkan influenza, radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan kejang panas pada anak.

Untuk mengatasi kejang panas pada anak, Anda bisa menyiapkan sekitar 100 g daun beringin segar. Cuci bersih lalu rebus bersama 5 liter air selama 25 rnenit. Gunakan air rebusan ini selagi hangat untuk memandikan anak yang sakit.

Untuk mengobati bronchitis , caranya : Rebus 75 g daun beringin segar dan 18 g kulit jeruk mandarin dengan 3 gelas air, sampai tersisa sekitar 1 gelas saja. Setelah dingin saring dan minum 3 kali sehari pagi, siang dan malam. Lakukan selama 10 hari.

Sedang untuk mengatasi radang usus atau disentri caranya : Cuci bersih 500 g daun beringin segar dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar 1 gelas saja. Setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari pagi dan sore masing – masing 1/2 gelas.(berbagai sumber/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.