Dicurigai Ada Kongkalikong, Bupati Enggan Temui Demonstran di Pamekasan

Avatar of PortalMadura.Com
Dicurigai Ada Kongkalikong, Bupati Enggan Temui Demonstran di Pamekasan
Demo PMII

PortalMadura.Com, – Permintaan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia () cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur untuk bisa bertemu dengan Bupati Achmad Syafii dalam aksi realisasi Perda tidak dipenuhi, Selasa (1/11/2016).

Mahasiswa yang meminta Peraturan Daerah (Perda) nomor 16 tahun 2012 tentang tata ruang itu ditegakkan hanya ditemui oleh sekretaris daerah (sekda) Pamekasan, Alwi Beiq dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

Dalam aksi yang start di monumen Arek Lancor tersebut ditemui oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Zainal Arifin, Kepala Dinas PU Pengairan, Achmad Sjaifuddin, Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Muharram, Satpol PP yang diwakili Kasi Penyelidikan dan Penyidikan, Mohammad Yusuf Wibiseno dan Ketua Komisi I DPRD Pamekasan, Ismail.

“Tolong bapak Bupati sebagai pemegang kebijakan temui kami, karena kami telah lima hari lalu yang mengirimkan surat sesuai dengan prosedur yang ada,” kata Ketua PMII Cabang Pamekasan, Miftahul Arifin.

Sebelum keluar menemui pendemo, Sekda melalui pihak kepolisian meminta mahasiswa berdiskusi di dalam ruangan atas aspirasi yang mereka sampaikan. Tetapi, mahasiswa menolak sebelum bupati menemuinya.

Sayangnya, keinginan mahasiswa untuk bertemu dengan bupati kandas meskipun mereka sudah menunggu lama sembari berorasi di depan kantor bupati di Jalan Kabupaten. Pejabat yang keluar menemui massa aksi hanya Sekda dan pejabat terkait lainnya.

“Apapun aspirasi yang disampaikan adik-adik kami akan tindak lanjuti. Karena masukan ini sangat berarti bagi kami ke depan. Setelah ini, kami akan gelar rapat dengan SKPD teknis,” janji Sekda Pamekasan, Alwi Beiq.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa dan pejabat terkait melakukan diskusi dengan durasi cukup lama perihal penerapan Perda nomor 16 tahun 2012 yang saat ini banyak ditemukan pelanggaran. Bahkan, mahasiswa menuding, pemerintah ada kongkalikong dengan pemilik modal dengan membiarkan beberapa bangunan besar yang menyalahi Perda.

Setelah berdiskusi lama, peserta aksi akhirnya bubar dengan tertib sembari menyanyikan lagu kebanggaan mereka. (Marzukiy/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.