Endus 8 Korban, Polisi Khawatir Korban Pencabulan Bertambah

Avatar of PortalMadura.Com
Endus 8 Korban, Polisi Khawatir Korban Pencabulan Bertambah
Ilustrasi

PortalMadura.Com, – Jajaran Satreskrim Polres Pamekasan, Madura, Jawa Timur, terus menyelidiki perkembangan kasus yang dilakukan seorang guru terhadap siswinya sendiri.

Sebelumnya, Moh. Mosleh (27) warga Dusun Bajur Timur Desa Tlonto Raja Kecamatan Pasean dilaporkan telah mencabuli delapan siswinya sendiri. Guru di sebuah lembaga setingkat SMP di wilayah pantura itu telah menyerahkan diri ke Mapolres Pamekasan.

“Awalnya kan ada tujuh korban, sekarang sudah bertambah satu korban menjadi delapan. Sehingga kita terus kembangkan, siapa tahu ada korban lagi yang belum melapor,” kata , AKBP Nowo Hadi Nugroho, Sabtu (4/2/2017).

Dia menambahkan, pihaknya telah memeriksa sejumlah korban dan orang tuanya dengan cara mendatangi rumahnya langsung untuk menjaga psikologi korban. Sebab, apabila dipanggil ke Mapolres untuk memberikan keterangan dipastikan bisa mempengaruhi psikologi yang bersangkutan.

“Kita langsung datangi korban untuk menjaga psikologinya,” jelasnya.

Terkuaknya tindakan asusila ini diketahui setelah salah satu siswi berinisial FN (14) melaporkan bahwa dirinya telah menjadi korban pencabulan oleh gurunya sendirinya. Korban didampingi orang tuanya melaporkan peristiwa itu pada tanggal 21 Januari 2017.

Baca: Gara-gara ‘Gemes', Korban Pencabulan Oleh Guru di Pamekasan Bertambah Satu Orang

“Pelaku mencabuli siswinya yang berumur antara 14-16 tahun, oknum guru ini melancarkan aksinya saat jam pulang sekolah di waktu korban sendirian,” tandasnya.

Tindakan tidak terpuji tersebut pernah dilakukan di lantai atas sekolah, di kamar mandi sekolah dan di jalan saat pelaku mengantarkan korban dari sekolah ke rumahnya.

Dalam laporannya FN menyatakan, pada Mei 2016 lalu, sekitar pukul 20.00, ketika korban selesai melaksanakan kegiatan di sekolahnya, korban diantar tersangka ke rumahnya mengendarai sepeda motor. Di tengah perjalanan, tersangka meraba-raba paha korban.

Kemudian pada Agustus 2016, saat di sekolah, korban dipanggil tersangka dan disuruh ke kamar mandi untuk mengambilkan air. Begitu korban masuk kamar mandi, tiba-tiba muncul tersangka dan mengatakan, jika baju korban kotor.

Tersangka menawarkan diri untuk membersihkan, tapi malah meraba dada korban. (Marzukiy/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.