Hati-hati, Balita Juga Bisa Terserang Depresi! Ini Gejalanya

Avatar of PortalMadura.Com
Hati-hati, Balita Juga Bisa Terserang Depresi! Ini Gejalanya
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Depresi bagi sebagian orang hanya akan terjadi pada mereka yang dewasa saja, karena terlalu banyaknya beban pikiran dalam hidup atau hal lainnya. Padahal, ternyata anak-anak juga bisa mengalami hal itu.

Sebagaimana diketahui, seorang anak cenderung memiliki ketergantungan pada lingkungan luar, terutama orang tua. Kasih sayang masih sangat dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Namun, jika kasih sayang yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, bukan tidak mungkin jika depresi pada anak akan terjadi.

Dilansir PortalMadura.Com, Kamis (12/1/2017) pada laman vemale.com, balita usia 2-3 tahun sudah bisa mengalami depresi. Meski balita secara psikologis rasanya masih terlalu belia mengalami yang namanya depresi tapi nyatanya mereka juga bisa mengalaminya.

Bunda, yuk ketahui gejala si kecil mengalami depresi. Jangan sampai Anda terlambat, agar nantinya bisa diatasi dengan tepat dan cepat.

Susah Meluapkan Kebahagiaan
Anak jadi terlihat susah untuk bahagia atau meluapkan rasa senangnya. Salah satu tanda depresi yang umum terjadi adalah mengalami anhedonia, suatu keadaan di mana seseorang tidak mendapat kesenangan dari melakukan kegiatan-kegiatan yang dulu menyenangkannya atau membuatnya bahagia.

Apabila anak mulai terlihat tidak lagi menyukai atau bahagia dengan mainan yang dulu begitu disukainya, Anda perlu segera mewaspadai sikapnya. Apalagi jika anak sering terlihat lesu dan tidak bersemangat tanpa sebab atau alasan yang pasti, Anda sebagai orang tua harus segera memberinya perhatian.

Gampang Tantrum atau Rewel
Anak selalu gampang meledak-ledak dengan emosinya. Mudah sekali ia ngambek dan kesal. Untuk membuatnya tenang butuh usaha yang sangat keras dan terjadinya bukan cuma sekali dua kali tapi berkali-kali.

Seringkali Gelisah
Selalu saja ada hal yang membuatnya tak tenang. Hal-hal kecil dan sepele bisa dengan mudahnya membuatnya gelisah. Emosinya sangat tidak stabil. Saat ada sesuatu yang mengusiknya, anak bisa sangat mudah menangis dan ngambek.

Pola Makan Mendadak Berubah
Jika dulu rutin sekali makannya dan tidak rewel apalagi pilih-pilih makanan, kini anak jadi susah sekali untuk disuruh makan. Nafsu makannya seringkali berkurang, akibatnya anak pun jadi gampang jatuh sakit.

Lebih Sering Menyendiri
Mood anak kadang memang susah untuk ditebak. Tapi kalau sikapnya makin sering menyendiri atau sengaja mengucilkan diri, kita perlu memberi pendekatan yang lebih intensif dari sebelumnya.

Anak yang depresi kadang lebih memilih untuk memendam perasaannya dan susah untuk percaya pada orang lain bahkan pada orang tuanya sekalipun. Apalagi jika masih balita dan kosakatanya terbatas, maka ia akan makin kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya.

Sudah jadi tugas Anda untuk selalu mendampingi anak dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan dengan baik. Saat anak mulai menunjukkan perubahan sikap dan perilaku yang aneh, beri perhatian lebih padanya. Semoga bermanfaat. (vemale.com/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.