Hindari Hutan Gundul, Sumenep Tanam 4 Ribu Pohon

Avatar of PortalMadura.com

SUMENEP (PortalMadura) – Hutan gundul atau banyaknya pohon yang ditebang tanpa pengganti mengakibatkan terjadinya bencana seperti banjir, longsor dan tanah amblas.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Sumenep, A Busro Karim, usai menanam pohon, Rabu (18/12/13).

Menurut bupati, sekarang terjadi pergeseran budaya termasuk budaya menanam pohon dilingkungan masyarakat. Akibatnya, banyak terjadi longsor dan tanah amblas di kabupaten ujung timur Madura Jawa Timur ini.

“Budaya menanam pohon di Kabupaten Sumenep semakin hilang, akibatnya mulai terjadi bencana alam seperti tanah longsor di kampung Karongkong, desa Matanair, Kecamatan Rubaru dan hektaran lahan amblas di desa Kecer, kecamatan Dasuk, Sumenep,” kata Bupati.

Bupati menjelaskan, beberapa tahun silam, setiap kegiatan dimasyarakat seperti upacara pernikahan ditandai dengan penanaman pohon, namun budaya menanam itu sekarang sudah mulai luntur.

“Dulu ada budaya menanam pohon disetiap kegiatan warga, tapi sekarang sudah tidak ada lagi,” ungkapnya.

Bupati memaparkan, kerusakan lingkungan di Indonesia terjadi sebanyak 35 juta hektar per tahun. Indonesia masuk peringkat ke 3 di dunia. Dan lahan terus berkurang sebanyak  6,7 hektar per menit di dunia.

“Makanya warga Sumenep harus ikut mengendalikan kerusakan lingkungan dengan menanam pohon sebagaimana budaya yang ada sejak zaman nenek moyang,” himbaunya.

Dengan sasaran penanaman pohon dihutan, lahan kosong dan lahan tidak produktif, pemkab telah menanam pohon sebanyak 1 ribu 800 pohon lebih. Dari ribuan pohon itu ada 12 jenis pohon, diantaranya pohon  jati, mahoni dan sawo kecit.

“Total penanaman pohon di tahun 2013 ini ada 4 juta pohon lebih. Kami berharap dengan penanaman pohon itu bisa mengurangi terjadinya bencana di Sumenep,” pungkasnya. (arif/htn).

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.