History Asal Muasal Pembuatan Garam di Madura

Avatar of PortalMadura.Com
History Asal Muasal Pembuatan Garam di Madura
ilustrasi

PortalMadura.Com adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Sejak dulu Pulau ini terkenal sebagai pulau penghasil garam. Karena kualitas garam di Madura memang cukup Bagus.

Pada Abad ke-15 menjadi awal mula dari pembuatan garam di Madura. Kisah ini di mulai dari tentara Bali yang datang ke Pulau Madura, maksud kedatangannya untuk membalas dendam kepada keturunan Jokotole. Tentara Bali tersebut berlabuh di pantai Sumenep.

Jokotole ialah seorang pahlawan Madura yang gagah berani, yang telah berhasil menaklukkan raja Blambangan pada waktu ia berperang melawan Majapahit. Namun tentara Bali yang menganggap raja Blambangan itu nenek moyangnya, dapat dikalahkan oleh orang-orang Madura.

Bala tentara Bali yang masih hidup melarikan diri ke desa Pinggir Papas (Gir Papas, menurut orang Madura). Desa ini terletak diantara kota Sumenep dan Kalianget. Kira-kira enam kilometer dari kota Sumenep. Di desa Pinggir Papas inilah bala tentara Bali itu menyerah kepada raja Sumenep, yakni Pangeran Wetan. Oleh Raja Sumenep mereka diampuni dan mendapat tanah untuk membangun desa. Diantara tentara Bali tersebut ada seorang panglima perang, bernama Anggosuto. Panglima perang inilah yang pertama kali mempunyai pikiran untuk membuat garam dari air laut yang dijemur.

Cara produksi garam cukup sederhana. Hanya dengan mengalirkan air laut ke dalam tambak-tambak dengan bantuan kincir angin. Air laut dalam tambak itulah yang kemudian dijemur menggunakan panas matahari untuk menguapkan airnya dan meninggalkan kristasl garamnya. Kristal garam yang mengendap kemudian di panen menggunakan garuk dan dikeruk ke pinggir tambak.

Pembuatan garam berkembang pesat di desa Pinggir Papas. Bahkan lama-kelamaan menjadi sumber penghasilan bagi penduduk desa Pinggir Papas.  Tidak hanya di Pinggir Papas saja, namun di daerah-daerah lainnya sampai saat ini pembuatan garam terus berlangsung di Madura dan telah menjadi pekerjaan tetap bagi masyarakat Madura. Dan Tradisi pembuatan kristal putih dari samudera itu telah mengalir dalam darah petani garam. (bangkalanmemory/choir)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.