Inilah 8 Adab Saat Sakit yang Dianjurkan Imam Al Ghazali

Avatar of PortalMadura.Com
Inilah 8 Adab Saat Sakit yang Dianjurkan Imam Al Ghazali
ilustrasi

Bertobat
Diharuskan agar memantapkan diri untuk bertobat dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Sakit adalah momen introspeksi dan membenahi kekurangan yang banyak diperbuat ketika dalam keadaan sehat.

Memuji Allah dan Berdoa
Tidak berhenti memuji Allah, memanjatkan kerendahhatian diri dan doa perlu dilakukan. Bermujahadah disertai dengan sikap tawaduk akan membuat sakit bukan semata penderitaan melainkan jembatan yang sangat bernilai bagi peningkatan mutu ketakwaan.

Menampakkan Diri sebagai Pribadi yang Lemah dan Butuh kepada Allah
Sakit adalah di antara sekian banyak gejala bahwa manusia memiliki kelemahan. Karena itu, di kala sakit sudah selayaknya manusia menjadikan momen ini untuk penegasan akan kelemahan itu.

Berusaha dan Bertawakal
Manusia tetap diharuskan berikhtiar untuk mencapai kesembuhan dirinya, di saat bersamaan juga harus diiringi permintaan tolong kepada Allah. Karena pada hakikatnya kesembuhan itu Dialah penciptanya.

Menampakkan Rasa Syukur ketika sedang Kuat
Artinya, sisa energi yang masih ada mesti disyukuri, karena hal itu berarti masih ada anugerah kesehatan di tengah kondisi sakit. Bandingkan ketika ditimpa sakit yang menyebabkan koma alias tidak sadarkan diri.

Sedikit Mengeluh
Mengeluh merupakan hal yang manusiawi kala seseorang menderita sakit. Namun, menjadi tidak wajar ketika keluhan tersebut diumbar terus-menerus. Selain tidak memiliki manfaat signifikan, keluhan hanya akan memperkeruh suasana kejiwaan baik pada diri si sakit maupun orang-orang yang turut menolongnya.

Menghindari Jabat Tangan
Kalimat ini bisa dimaknai secara luas bahwa orang sakit, terutama yang mengidap penyakit menular, harus sadar akan potensi dirinya menulari orang lain. Oleh karena itu, si sakit tidak boleh bersikap atau melakukan kegiatan yang bisa menyebabkan orang lain tertular. Salah satu di antaranya adalah kontak fisik secara langsung. Kecuali bila kontak fisik itu diyakini tidak akan menimbulkan penularan penyakit. Wallahu a’lam. (nu.or.id/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.