Inilah Penjelasan Hadis Tentang Lalat Dalam Air Minum dan Terbukti Secara Ilmiah

Avatar of PortalMadura.Com
Inilah Penjelasan Hadis Tentang Lalat Dalam Air Minum dan Terbukti Secara Ilmiah
ilustrasi

PortalMadura. Com – Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah , bahwa beliau menyuruh para sahabat untuk mencelupkan kembali apabila jatuh ke dalam air minum sehingga basah keseluruhan badannya, dan kemudian membuang lalat tersebut.

Akan tetapi pada kenyataan, saat ini masih banyak orang yang tidak tau tentang hal ini, malahan jika ada seekor lalat yang jatuh ke air maka air tersebut ikut terbuang bersama lalat. Hal ini akan mubazir (menjadi sia-sia).

Sebagaimana sabda Rasulullah: “Jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan, kemudian angkatlah (lalat itu dari minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat,” (HR. Al Bukhari).

Lalu, mengapa Rasulullah meminta lalat itu malah dicelupkan ke dalam air minum. Bukankah lalat kerap hinggap di tempat-tempat jorok, sehingga bisa menularkan penyakit?.

Penjelasan hadis di atas sudah dibuktikan secara ilmiah. Beberapa tahun lalu, sebuah tim ilmuwan Australia melakukan penelitian. Ternyata, mereka menemukan pada permukaan lalat terdapat antibiotik, sama halnya dengan hadis Rasulullah tersebut.

Sebuah artikel yang dimuat laman ABC Australia, Selasa 1 Oktober 2002, para ilmuwan dari Departemen Ilmu Biologi Universitas Macquarie, melakukan penelitian tentang lalat. Mereka berpegang pada teori bahwa lalat pasti memiliki antimikroba yang luar biasa untuk bisa bertahan hidup di daging busuk, kotoran, dan lingkungan kotor lainnya.

Dalam penelitian itu, para ilmuwan ini mengidentifikasi antibakteri pada tahap-tahap perkembangan lalat. “Penelitian kami merupakan bagian kecil dari usaha penelitian global untuk mendapatkan antibiotik baru,” kata salah satu peneliti, Joanne Clarke.

“Tapi kami melihat di mana kami yakin terhadap apa yang belum pernah dilihat siapapun sebelumnya,” tambahnya.

Penelitian yang merupakan bagian dari tesis program PhD ini, para ilmuwan menguji empat spesies lalat berbeda, yaitu lalat rumah, lalat domba, lalat buah cuka, dan lalat buah Queensland yang bertelur di buah segar. Larva ini tidak membutuhkan banyak senyawa antibakteri karena mereka tidak bersentuhan dengan banyak bakteri.

Lalat melalui tahap kehidupan larva dan pupa sebelum dewasa. Pada tahap pupa, lalat terbungkus pelindung dan tidak makan. “Kami memperkirakan mereka tidak akan menghasilkan banyak antibiotik,” ujarnya.

Selain itu, larva-larva yang diteliti juga menunjukkan sifat antibakteri, tidak terkecuali lalat buah Queensland. Saat dewasa, semua lalat yang diteliti itu memiliki antibakteri, termasuk lalat buah Queensland.

Menurut para peneliti, antibakteri itu terdapat di permukaan tubuh keempat jenis lalat yang diteliti, selain itu juga terdapat di bagian dalam tubuh atau usus.

“Alasan kami berkonsentrasi pada permukaan tubuh keempat jenis lalat tersebut karena merupakan ekstraksi yang sederhana.” Bahan antibiotik pada lalat itu kemudian diekstraksi dalam etanol, kemudian menyaring campuran ini untuk mendapatkan ekstrak kasar,” ungkapnya.

Ketika ekstrasi itu ditempatkan dalam larutan dengan berbagai bakteri, termasuk E.coli, Golden Staph, Candida (jamur), dan patogen rumah sakit umum, reaksi antibiotik terus diamati. Karena senyawa itu tidak berasal dari bakteri setiap gen resisten pada mereka, mungkin tidak mudah berubah menjadi patogen. Diharapkan bentuk baru antibiotik akan memiliki efek terapi. (dream.co.id/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.