PortalMadura.Com, Sumenep – Pada bulan Oktober 2016, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengalami deflasi 0,05 persen, Jawa Timur deflasi 0,14 persen, dan nasional mengalami inflasi 0,14 persen.
“Dari 7 kelompok pengeluaran, empat kelompok mengalami deflasi, dan tiga kelompok mengalami inflasi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno, Kamis (3/11/2016).
Menurutnya, kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,39 persen, kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,05 persen, kelompok sandang 0,69 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen.
“Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan 0,56 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 1,01 persen,” ucapnya.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bawang merah, beras, emas perhiasan, telur ayam ras, daun bawang, daging ayam ras, kentang, tarif pulsa ponsel, daging ayam kampung, dan minyak goreng.
“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah uang kuliah perguruan tinggi, cabai merah, tongkol pindang, bayam, kelapa, beras jagung, tarif listrik, daging sapi, dan udang basah,” bebernya.
Ia menegaskan, tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Oktober 2016) Sumenep sebesar 1,12 persen, Jawa Timur 1,82 persen, dan Nasional 2,11 persen.
“Tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) Sumenep sebesar 2,21 persen, Jawa Timur 2,74 persen, dan Nasional 3,31 persen,” tukasnya. (arifin/choir)