PortalMadura.Com, Sumenep – Jalur penerbangan perintis di Bandar Udara (Bandara) Trunojoyo Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kurang diminati. Buktinya, dalam tiga tahun sejak dimulainya program penerbangan perintis tersebut, jumlah penumpang di jalur Sumenep-Surabaya masih minim.
“Dua bulan terakhir ini rata-rata jumlah penumpang dalam kisaran 40 persen dari 15 kursi yang tersedia,” ungkap Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Wahyu Siswoyo, Rabu (19/4/2017).
Menurutnya, pihaknya menargetkan jumlah penumpang pesawat perintis di jalur Sumenep-Surabaya pada tahun ini sebanyak 10 orang setiap kali penerbangan. Namun, target tersebut masih belum terealisasi.
“Setiap pesawat perintis berangkat, penumpangnya dibawah target. Padahal, layanan penerbangan pesawat perintis di jalur Sumenep-Surabaya itu sudah tiga tahun berjalan,” ujarnya.
Ia memprediksi, rendahnya penumpang jalur udara ini disebabkan karena masyarakat masih bisa memanfaatkan jalur darat dari Sumenep ke Surabaya dan masyarakat juga belum mengetahui kenyamanan dari penggunaan jasa penerbangan perintis tersebut.
“Di jalur Sumenep-Surabaya memang masih ada layanan transportasi umum lainnya, seperti bus. Ini yang menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan pesawat perintis,” tegasnya.
PT Airfast Indonesia menjadi operator penerbangan perintis di jalur Sumenep-Surabaya yang mulai beroperasi sejak 21 Februari 2017. PT Airfast Indonesia mengoperasikan pesawat terbang jenis Twin Otter DHAC 300 guna melayani jalur penerbangan perintis dengan kapasitas angkut 15 penumpang.
Waktu tempuh perjalanan udara dari Bandara Trunojoyo Sumenep menuju Bandara Juanda Surabaya sekitar 40 menit. Perjalanan dari Sumenep ke Surabaya dengan menggunakan jalur darat (bus) membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam dalam kondisi normal.
“Kalau berbicara soal keamanan dan kecepatan, lebih terjamin dalam pemanfaatan jalur udara. Cuma masyarakat saat ini masih tetap menggunakan jalur darat,” tukasnya. (Arifin/Putri)