Simpatisan Korban Penganiayaan Siswa “Luruk” Polres Sumenep

Avatar of PortalMadura.Com
Simpatisan Korban Penganiayaan Siswa "Luruk" Polres Sumenep
Demo

PortalMadura.Com, – Belasan simpatisan korban penganiayaan siswa SMA, Ahmad Fahrul Futoni (Toni), warga Desa Paberasan, Kecamatan Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur yang diduga di paksa mencelupkan tangannya ke minyak goreng “ngeluruk” setempat, Senin (25/01/2016).

Mereka mempertanyakan sampai dimana proses hukum yang dilakukan oleh Polres.

Sejak dilaporkannya pada tanggal 11 Januari 2016 hingga sekarang, pelakunya tidak ditangkap, padahal identitas pelaku sudah ditunjukkan oleh keluarga korban saat melaporkan kasus tersebut.

“Kedatangan kami kesini hanya untuk mempertanyakan sampai dimana proses kasus penganiayaan yang menimpa Toni, anak dibawah umur itu,” terang Affandi, salah satu orator aksi.

Selain berorasi secara bergantian, mereka membawa spanduk bertuliskan “Polres Sumenep harus segera tangkap dalang dan pelaku serta yang terlibat penganiayaan “Toni” anak di bawah umur”.

“Mana kerja anggota Polres yang katanya sebagai pengayom masyarakat. Apa harus menunggu jatuhnya korban lagi,” ucapnya.

Aksi yang datang ke Polres menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat itu mendapatkan pengamanan ekstra dari aparat keamanan.

Di depan Mapolres Sumenep dipenuhi personel keamanan. Untuk barisan terdepan berjejer polisi wanita yang siap menghadang demonstran.

Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Hasanudin menyatakan, pihaknya terus menindak lanjuti kasus dugaan penganiayaan tersebut.

“Kami terus melakukan penyelidikan. Meski tidak ada demo kami pasti tindaklanjuti,” kata Hasanudin.

Sebelumnya, Ahmad Fahrul Futoni yang akrab disapa Toni diduga menjadi korban penganiayaan warga Pandian, Sumenep pada tanggal 10 Januari 2016.

Tangan kanan korban melepuh setelah dicelupkan ke minyak goreng dalam kondisi mendidih.

Dugaan penganiayaan tersebut berawal saat korban dituduh mengambil handphone milik temannya yang dititipkan sepulang dari silaturrahmi ke rumah teman lainnya di Kecamatan Lenteng.

Korban tetap tidak mengaku karena memang tidak mengambil, melainkan hilang saat terjadi kecelakaan di wilayah Batuan, Sumenep.

Pihak keluarga pemilik HP terus memaksa agar korban mengakuinya atas dasar petunjuk dari orang pintar (peramal) jika korban diyakini mengambil HP.

Korban pun akhirnya diintrogasi hingga terjadi penganiayaan yang diduga dilakukan oleh dua orang yang mengaku keluarga pemilik HP yang telah mempersiapkan minyak goreng dalam kondisi mendidih. (arifin/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.