5 Hal yang Perlu Diperhatikan Orang Tua untuk Memuji Anak

Avatar of PortalMadura.com
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Orang Tua untuk Memuji Anak
Ilustrasi (Source: Internet)

PortalMadura.Com – Memberikan pujian pada anak memang sangat penting dilakukan orang tua. Sebab, diyakini memuji anak dapat membuat mereka percaya diri, penuh semangat, dan punya motivasi tinggi dalam berprestasi. Meski demikian, memuji anak terlalu berlebihan atau ‘lebay’ juga tidak baik lho.

Catherine Scott dalam buku “Learn to Teach: Teach to Learn” menyebutkan, pujian yang tidak tepat, apalagi berlebihan atau ‘lebay’ bisa menyebabkan anak menjadi sombong, terlalu fokus pada hak, dan suka menyalahkan orang lain ketika mengalami kesulitan. Lantas, bagaimana pujian yang tepat seharusnya? Berikut penjelasannya untuk Anda.

Okina Fitriani, seorang Psikolog dan Master bidang human resources yang mendalami bidang Neuro Linguistic Programming dan Brain Development, dalam bukunya The Secret Of Enlightening Parenting menyampaikan 5 hal yang harus diperhatikan orang tua untuk memuji anak.

Menjadi “detektif” Kebaikan
Perhatikan setiap hari, kebaikan apa yang pernah dilakukan anak, meski itu sepele dan sederhana, seperti tersenyum saat berbicara dengan orang tua, mengucapkan doa setelah makan, rukun dengan saudara dan teman, berangkat sekolah tanpa mengeluh, atau sekadar menutup keran air.

Sering kali orang tua menganggap hal itu biasa-biasa saja sehingga tidak memuji si anak. Padahal memuji hal-hal kecil yang sudah baik akan memunculkan dorongan anak melakukan hal-hal baik lain yang sama atau lebih besar.

Contohnya: “Bagus sekali Kakak sudah meletakkan sepatu di rak sepulang sekolah, rumah kita jadi rapi.” atau “Wah…kalian berdua bermain dengan akur dan berbagi. Mama bahagia kalian saling menghargai dan menyayangi.”

Buatlah Catatan Kebaikan
Orang tua perlu mencatat semua kebaikan yang pernah dilakukan anak, sekecil dan sesepele apapun. Ingatlah catatan kebaikan itu ketika anak melakukan suatu kesalahan dan jangan sampai kesalahan anak yang kecil itu menghapus semua kebaikan yang pernah dilakukannya.

Catatan kebaikan memudahkan orang tua untuk bersyukur terhadap anak. Kebanyakan konflik orang tua dengan anak disebabkan orang tua sibuk menuntut anak melakukan ini dan itu, tapi sangat sedikit bersyukur.

Memuji Perilaku Anak
Pujilah perilaku, usaha, dan sikap anak, bukan karakternya. Memuji perilaku, usaha, dan sikap, membuat anak merasa yakin bahwa ia mempunyai kendali atas perilakunya. Perilaku adalah hasil usaha, bukan sesuatu yang melekat, bersifat genetik, dan tidak bisa diubah.

Dweck (2006), seorang profesor bidang psikologi di Stanford University, menemukan bahwa anak yang dipuji kepintarannya mudah frustrasi saat mengalami kegagalan dan tidak berani mengambil risiko.

Anak-anak yang dipuji usaha dan perilakunya, cepat bangkit saat tidak berhasil menyelesaikan sebuah tugas dan mau berusaha lebih keras pada kesempatan berikutnya. Memuji dengan kata-kata yang berlebihan akan mendatang rasa sombong dan menjerumuskan.

Menjelaskan Sebab-akibat
Sampaikan konsekuensi positif dari perilaku baik itu. Menyatakan konsekuensi positif dari perilaku, usaha, dan sikap anak, berarti mengajarkan kepadanya untuk memahami sebab akibat dari sebuah perbuatan. Pilihlah konsekuensi yang kasat mata dan bukan berupa janji.

Tumbuhkan keyakinan, bahwa perbuatan baik anak bukan sekadar untuk menyenangkan orang lain termasuk orangtuanya sendiri, tetapi sebagai bagian dari tujuan hidup manusia.

Puji dengan Kalimat Sederhana
Tiga, nyatakan pujian dalam kalimat sederhana yang mudah dipahami. Pujian yang dinyatakan dengan kalimat sederhana memberikan pesan yang jelas, perilaku apa yang diharapkan dan tidak berlebihan.

Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dalam memuji anak. Semoga bermanfaat. (kompas.com/Nanik)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.