Tak Berkategori  

5 Mitos Sains yang Dianggap Benar, Ini Faktanya

Avatar of PortalMadura.com
5 Mitos Sains yang Dianggap Benar, Ini Faktanya
Ilustrasi (Akurat.co)

PortalMadura.Com merupakan kumpulan pengetahuan yang terus tumbuh dan berubah. Ketika masih duduk di bangku sekolah, Anda pasti pernah mendapat pelajaran tentang sains dasar tersebut.

Tapi, ilmu yang didapat saat masih kecil dulu tidak sesulit apa yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Bahkan, studi baru nya kerap menyebabkan perubahan dalam teori lama dan kadang-kadang membatalkannya sama sekali.

Hal ini berarti beberapa “fakta” yang didapat saat masih belajar di sekolah tidak selamanya benar adanya. Misalnya, dinosaurus tidak terlihat seperti apa yang digambarkan oleh buku-buku pelajaran.

Selain itu, terkait asal usul Homo sapiens, ternyata itu tidak seruntun garis waktu yang Anda ketahui selama ini. Maksudnya, banyak panduan nutrisi dan olahraga dari kelas kesehatan yang telah dikuak.

Lantas, apa saja yang telah berubah?. Dilansir Liputan6.com, yang dikutip dari Business Insider, berikut beberapa yang berubah jauh setelah Anda mempelajarinya di sekolah:

Mitos: Tak Ada yang Tahu Penyebab Kepunahan Massal Dinosaurus

Para ilmuwan masih kebingungan untuk menerka apa yang menyebabkan kepunahan massal dinosaurus. Sejumlah teori konspirasi mencuat, mulai dari “dorongan seks yang rendah pada kalangan dinosaurus” hingga “Bumi yang dikuasai ulat bulu”.

Fakta: Pada tahun 1978, ahli geofisika menemukan Chicxulub, kawah di Semenanjung Yucatan yang kabarnya terbentuk akibat benturan asteroid selebar 6 mil. Inilah yang kemungkinan besar memicu kematian hewan-hewan purba.

Sejak penemuan itu, para peneliti telah mengungkap lebih detail tentang dampak asteroid tersebut. Konon, tabrakan ini menyebabkan tsunami setinggi satu mil, kebakaran hutan yang parah, dan melepaskan miliaran ton belerang ke atmosfer, menutupi sinar matahari selama bertahun-tahun.

Selain itu, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa, letusan gunung berapi di India modern juga ikut berkontribusi terhadap lenyapnya dinosaurus.

Mitos: Seekor Unta Menyimpan Stok Air di Punuknya

Fakta: Perlu Anda tahu, unta menyimpan lemak sebagai bahan bakar ketika melakukan perjalanan jarak jauh dengan sumber daya terbatas. Seekor unta juga dapat menggunakan lemak itu untuk menggantikan makanan yang tidak dimakannya sekitar tiga minggu, menurut Animal Planet.

Sedangkan punuk adalah sel darah merah unta yang memungkinkannya untuk pergi seminggu tanpa minum air. Tidak seperti makhluk lain, unta memiliki sel darah berbentuk oval yang lebih fleksibel dan memungkinkan binatang ini untuk menyimpan air dalam jumlah besar.

Mitos: Piramida Makanan Adalah Standar Emas Nutrisi

Departemen Pertanian AS (US Department of Agriculture atau USDA) merilis Piramida Panduan Makanan pada tahun 1992, tetapi banyak saran nutrisi yang ditawarkannya dibantah.

Fakta: Ternyata, piramida itu tidak membedakan antara karbohidrat olahan, seperti roti putih, gandum utuh, dan beras merah. Tidak ada perbedaan antara protein tersehat (kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan) dan daging merah, yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker dan penyakit jantung.

Bagan itu juga membuang lemak sehat ke puncak piramida, menyatukannya dengan tambahan gula dan lemak trans dari minyak olahan dan makanan kemasan.

Pada pertengahan 1990-an, para peneliti Harvard memperkirakan bahwa lemak trans menyebabkan sekitar 50.000 kematian yang dapat dicegah setiap tahun di AS.

Sedangkan penelitian lain menemukan bahwa lemak tidak jenuh sehat yang ditemukan dalam makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan alpukat sangat penting untuk diet seimbang.

Mitos: Susu Baik untuk Tulang

Tidak bisa dipungkiri jika hampir semua orang menyukai susu. Selain rasanya yang manis, susu juga dipercaya bisa bikin tubuh menjadi sehat dan sangat baik untuk tulang. Tidak hanya anak-anak, orang tua pun juga disarankan mengonsumsinya.

Sebuah laman di situs web USDA memberi tahu pengunjungnya bahwa orang dewasa harus minum tiga cangkir susu per hari, kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium dan vitamin D. Sedangkan anak-anak disarankan minum dua hingga tiga cangkir untuk membangun tulang yang kuat.

Fakta: Banyak penelitian tidak menemukan hubungan antara minum susu (atau mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D) dan keropos tulang.

Beberapa studi bahkan mendapati relasi antara minum susu dan mortalitas (angka rata-rata kematian penduduk di suatu daerah atau wilayah) yang lebih tinggi. Namun, hal itu bukan berarti bahwa konsumsi susu adalah penyebabnya.

Baca Juga : Peringati Hari Tani Nasional, Aktivis Mahasiswa Sumenep Demo DPRD

Mitos: Tak Ada yang Lebih Cepat dari Cahaya

Keberadaan cahaya sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena, dengan cahaya akan membuat kegelapan menjadi terang dan seseorang bisa melakukan berbagai aktivitas.

Tahukah Anda, cahaya bergerak pada 299.792.458 meter per detik dalam ruang hampa, tetapi melambat saat bergerak melalui berbagai zat. Misalnya, cahaya bergerak sekitar 75% dari kecepatan itu melalui air dan sekitar 41% dari kecepatan itu melalui berlian.

Fakta: Elektron, neutron, atau neutrino dapat melampaui foton cahaya dalam media semacam itu, meskipun ketiganya harus memutihkan energi seperti radiasi. Tatanan ruang yang meluas juga sanggup melampaui kecepatan cahaya selama Big Bang.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.