Bitcoin (BTC) baru-baru ini mengalami volatilitas harga yang signifikan, jatuh di bawah US$60.000 dan menyentuh level sekitar US$57.000. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor negatif seperti penjualan BTC oleh pemerintah Jerman dan Amerika Serikat, serta distribusi Bitcoin dari MTGox. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mencatat bahwa meskipun struktur jangka pendek BTC bearish, tren jangka menengah hingga panjang tetap bullish.
Salah satu faktor yang dapat mendukung pemulihan harga BTC adalah perkembangan terkait ETF Ethereum. Enam perusahaan manajemen aset telah mengajukan formulir S-1 yang diperbarui untuk ETF Ethereum, dan persetujuan SEC bisa segera terjadi. Fyqieh menyebutkan bahwa kondisi oversold saat ini, ditambah dengan data CPI AS dan kemungkinan persetujuan ETF Ethereum, dapat memicu short-covering dan reli harga singkat, mengindikasikan potensi arah masa depan Bitcoin.
Indikator teknis juga menunjukkan potensi pembalikan jangka pendek. Indikator oversold saat ini bullish, dan RSI di angka 38% menunjukkan peluang untuk kenaikan. Namun, Fyqieh mengingatkan bahwa jika BTC tidak bisa menembus kisaran US$60.000-US$62.000, tekanan penurunan lebih lanjut mungkin terjadi. Selama BTC bertahan di atas US$53.500, ada kemungkinan harga akan kembali ke sekitar US$58.500.
Potensi kenaikan lebih lanjut berada pada zona resistensi US$60.000 hingga US$61.000, dengan target berikutnya di US$63.800, yang mewakili peningkatan sekitar 12%. Pola kenaikan harga yang serupa telah terjadi pada tahun 2016 dan 2020. Meskipun sulit memprediksi kapan penyesuaian akan berakhir, tren saat ini menunjukkan kemungkinan reli kenaikan baru pada Q3 2024. Investor dapat memanfaatkan fitur Price Alert di aplikasi Tokocrypto untuk memantau harga dan mengambil tindakan cepat sesuai strategi trading mereka.
