Fraksi Demokrat DPRD Pamekasan Usulkan Pakaian Adat Madura Jadi Seragam Dinas

Avatar of PortalMadura.com
Fraksi Demokrat DPRD Pamekasan Usulkan Pakaian Adat Madura Jadi Seragam Dinas
dok. Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Hermanto, menggunakan pakaian adat (Foto: Marzukiy)

PortalMadura.Com, – Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mendukung langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat yang mengimbau Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan pakaian adat Madura guna menyambut ke 489.

Ketua Fraksi Demokrat , Moh. Ali menyampaikan, imbauan pakaian adat memang penting untuk mengenalkan kepada generasi muda Madura yang mulai melupakan identitas daerahnya. Hal tersebut tentu memiliki nilai edukasi yang dampaknya cukup besar.

“Tetapi alangkah lebih baiknya, jika imbauan itu tidak hanya kepada ASN di lingkungan Pemkab Pamekasan saja. Melainkan, juga kepada karyawan swasta seperti hotel, pertokoan dan lain-lain,” katanya, Rabu (30/10/2019).

Menurutnya, apabila imbauan pakaian adat ini digunakan karyawan swasta dan perusahaan lain secara masif, otomatis momentum Hari Jadi Kabupaten Pamekasan ini akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, tidak seperti yang terjadi sekarang.

“Selain mempunyai nilai edukasi, masyarakat Pamekasan dan bahkan masyarakat luar Madura akan merasakan betapa meriahnya perayaan hari jadi ini,” tandasnya.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan 3 tersebut melanjutkan, selain imbauan kepada perusahaan swasta, seharusnya pemkab juga memberikan edaran hingga pemerintah desa agar bersama-sama mengenakan pakaian adat Madura untuk para perangkatnya yang bertugas di balai desa.

Baca Juga : Kuasa Hukum Pencabulan Santri Minta Penyidik Polres Bekerja Maksimal

“Jika ide ini terlaksana dengan baik, tentu masyarakat hingga di tingkat desa merasakan pelaksanaan hari jadi. Yang terjadi sekarang kan tidak begitu, perayaan hari jadi hanya dirasakan dan bahkan hanya diketahui di kalangan ASN dan masyarakat kota saja,” jelasnya.

Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menyarankan kepada pemkab agar pakaian adat Madura tidak hanya pada momentum hari jadi. Melainkan dilanjutkan pada hari dan bulan-bulan berikutnya agar identitas pakaian Sakera dan Marlena ini benar-benar tertanam di benak kaum millenial sebagai penerus bangsa.

“Kami berharap dalam lima hari kerja ke depan bisa ditetapkan satu hari saja kepada para ASN untuk mengenakan pakaian adat sebagai seragam dinas, entah hari apa saja silakan dipilih, karena ini hanya usulan saja. Sehingga, kita tidak merasa kaku mengenakan pakaian adat,” pungkasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.