Opini  

Haruskah Siswa Membawa HP ke Sekolah?

Avatar of PortalMadura.com
Haruskah Siswa Membawa HP ke Sekolah?
Aditian Puspita Kirana

Oleh : Aditian Puspita Kirana*

Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Di Indonesia hal ini tidaklah asing bahwa bidang pendidikan ini mengalami banyak permasalahan. Berbagai permasalahan pada bidang pendidikan yang telah dihadapi oleh banyak pihak mulai dari pihak keluarga hingga pemerintah. Serta di era globalisasi saat ini, dimana alat teknologi dan komunikasi semakin canggih, sehingga dapat membantu proses pembelajaran para peserta didik. Namun tidak hanya hal positif yang didapat dari adanya kemajuan teknologi yang sangat berkembang sexara meluas di era globalisasi saat ini.

Kemajuan ilmu dan teknologi informasi telah banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas dan kegiatannya. Keberadaan dan peranan teknologi informasi dalam sistem pendidikan telah membawa era baru perkembangan dunia pendidikan, tetapi perkembangan tersebut belum diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya. Hal ini lebih desebabkan masih tertinggalnya sumber daya manusia kita untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pendidikan tersebut.

Lantas teknologi apa yang selalu menjadi pro dan kontra bagi jalannya pendidikan saat ini? Ya, (HP). Kaum milenial saat ini sudah hampir diperbudak oleh handphone. Fungsi utama dari handphone adalah untuk berkomunikasi. Handphone juga sudah bukan barang mewah atau barang yang langka di kalangan anak sekolah. Baik itu SMP ataupun SMA. Sebenarnya teknologi yang satu ini juga memberikan dampak positif. Hal inilah yang menimbulkan pro dan kontra. Handphone bisa dimanfaatkan menjadi “perpustakaan pribadi” dengan adanya koneksi internet didalamnya.

Dulu, untuk menggali informasi dari internet kita harus pergi ke warnet atau bergantian di lab komputer sekolah. Namun sekarang cukup mengakses internet melalui handphone, informasi internet sudah ditangan. Bisa pula handphone dimanfaatkan sebagai sarana proses pembelajaran dengan cara mengirimkan tugas dari guru ke siswa. Atau pihak sekolah bisa membuat website resmi atau blog dimana di dalamnya disediakan informasi edukatif dan dapat diakses menggunakan handphone siswa. Guru di sekolah bisa berperan sebagai kontributor dengan menyusun resume bahan ajar yang akan dan atau telah dibahas di ruang kelas. Atau bisa pula dengan cara-cara lainnya.

Selain hal posistif yang dipaparkan diatas, ada pula dampak negatif penggunaan handphone terhadap para pelajar yang sangat membahayakan jika digunakanan dengan maksud yang tidak jelas dan dapat merugikan baik diri sendiri maupun orangtua. Ada juga yang memanfaatkan handphone untuk mencari bahan pelajaran di sekolah. Dengan handphone siswa tidak mengalami perubahan dalam belajar seperti prestasi belajar mereka tidak menurun. Dan mereka juga tidak melalaikan kewajiban mereka sebagai seorang pelajar.

Namun walaupun ada sebagian dari mereka yang kadang – kadang masih aktif di sosial media disaat jam pelajaran berlangsung. Bahkan disaat di rumah mereka jarang membantu pekerjaan orang tua karena sibuk bermain handphone. Bagi pelajar zaman sekarang, handphone merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Walaupun orang tua mereka pernah menegur anaknya ketika belajar di rumah sambil memainkan handphone, namun anak – anak mereka hanya menganggap hanya angin lalu.

Ketergantungan akan handphone sangat mengganggu proses belajar di kelas. Bahkan ketika jam istirahat mereka lebih sering memainkan handphone di bandingkan bermain bersama teman-temannya, akibatnya proses sosialisasi yang mereka lakukan dengan lingkungannya sangat kurang, dan akibatnya mereka cenderung cuek terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya, hidupnya lebih individualis yang mengandalkan handphone (internet) untuk mencari atau menanyakan sesuatu yang mereka tidak pahami, mereka tidak mau bertanya ke teman atau orang yang ada di sekelilingnya, karena mereka beranggapan bahwa bertanya di internet lebih mudah dan cepat dari pada bertanya kepada orang lain di sekitarnya, akan tetapi tanpa mereka sadari informasi yg mereka peroleh dari internet tidak semua valid atau benar.

Mereka harus memfilter dan menelaah dalam mencari informasi dari internet, namun tidak semua anak menggunakan handphone untuk mencari informasi, beberapa dari mereka yang hanya menggunakan handphone untuk bermain game dan tidak digunakan untuk belajar. Fenomena inilah yang menjadikan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi rendah, hal ini di sebabkan karena banyak anak-anak Indonesia tidak mahu belajar, mereka cenderung lebih suka bermain game di banding belajar. Kecanduan menggunakan handphone juga seringkali membuat mereka menjadi lupa waktu, lupa kapan harus belajar, makan, berinteraksi langsung dengan orang-orang sekitar, dan bahkan hampir lupa tidur.

Dari alasan-alasan itulah seharusnya dari pihak sekolah maupun pemerintah mengeluarkan aturan tentang pembatasan pemakain handphone kepada siswa saat proses pembelajaran di kelas. Guru bisa menggunakan cara untuk mengalihkan siswa akan kecanduannya terhadap internet untuk mencari informasi dengan cara memberikan tugas kepada siswa dengan mencari referensi dari koran, majalah, atau buku yang ada di perpustakaan sekolah maupun dari kejadian langsung yang terjadi didalam lingkungan masyarakat.(**)

*Penulis : Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.