Membangun Nasionalisme Anak Sekolah Lewat Komik Sejarah

Avatar of PortalMadura.com
Membangun Nasionalisme Anak Sekolah Lewat Komik Sejarah
Ilustrasi

Wacana tentang penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum sekolah yang menjadi bahan perdebatan

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Tentu saja, karena dengan menghargai para pahlawannya, akan timbul rasa cinta dan nasionalisme masyarakat kepada negara. Rasa nasionalisme yang tinggi akan memacu tiap individu untuk ikut berkontribusi memajukan negara. Oleh karena itu, rasa nasionalisme perlu untuk ditanamkan sejak dini pada diri anak-anak.

Sekolah selalu mengajarkan lagu kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila sejak pada pendidikan paling dasar yakni taman kanak-kanak. Namun, dihujani pelajaran dari sekolah saja tidaklah cukup. Anak perlu mengetahui lebih dalam mengenai negaranya, sebelum ia memutuskan untuk mencintainya.

Seperti peribahasa “tak kenal maka tak sayang,” anak juga perlu mengenal lebih banyak tentang sejarah Bangsa Indonesia. Bagaimana perjuangan Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan siapa saja pahlawan yang turut bertaruh nyawa di dalamnya.

Setelah membaca, akan tumbuh rasa kagum dan bangga dalam diri anak-anak terhadap perjuangan pahlawannya. Rasa kagum dan bangga jika dipupuk dengan baik, akan tumbuh menjadi rasa nasionalisme yang kuat. Sayangnya, belum banyak buku-buku sejarah yang dikemas menarik. Sebagian besar masih berbentuk buku tebal penuh teks, dengan bahasa yang cukup sulit dimengerti dan cenderung membosankan. Bahkan bagi siswa, buku-buku itu seperti momok!

Wacana tentang penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum sekolah menjadi bahan perdebatan. Bagaimana siswa dapat mengenal sejarah negaranya jika pelajaran sejarah dihapuskan dari kurikulum? Wacana ini juga seolah kontradiktif dengan semboyan Bung Karno yaitu Jasmerah yang merupakan singkatan dari Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.

“Pelajaran sejarah seharusnya tidak dihapuskan namun harus diperbaiki cara pembelajarannya. Guru, dosen dan calon guru (mahasiswa sejarah) harus diberikan pelatihan metode pembelajaran sejarah yang lebih menarik dan lebih berarti terutama bagi siswa dan keberlangsungan kehidupan berbangsa,” ujar seorang guru sejarah SMA Negeri 22 Surabaya, Aries Eka Prasetya, S.Pd, M.Si.

“Kita perlu mengadakan semacam pelatihan pembuatan media pembelajaran online untuk guru-guru sejarah, agar mereka bisa membawakan pelajaran sejarah dengan menarik dan disukai oleh siswa” kata Hermawan, ketua MGMP Sejarah Jawa Timur.

Salah satu perbaikan yang dapat diusahakan adalah bentuk penyediaan referensi sejarah yang menarik bagi anak-anak. Gebrakan untuk menyediakan referensi sejarah bagi pelajar di Indonesia telah dicoba oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Jawa Timur, dengan membantu memproduksi menerbitkan buku-buku sejarah yang dikemas menarik dalam bentuk komik dan ditampilkan di mobile aplikasi Kipin School 4.0 yang bisa didapatkan via android, iOS dan Windows 10.

Tiap komik bergambar mengangkat kisah satu per-satu pahlawan Indonesia yang pernah memperjuangkan kemerdekaan. Cerita dibuat tidak terlalu panjang namun padat, dengan bahasa yang ringan namun tetap baku. Perpaduan ini membuat komik sejarah yang diterbitkan cocok dibaca anak segala usia, mulai dari usia SD hingga SMA. Tidak terlalu berat bagi anak usia SD, dan tidak terlalu membosankan bagi anak usia SMA.

Beberapa contoh judul yang telah terbit yakni Pejuang Emansipasi Wanita (kisah R.A. Kartini), Pahlawan Pendidikan (kisah Ki Hadjar Dewantara) dan Pahlawan Wanita Pemberani (kisah Cut Nyak Dien), Pejuang Muda Dari Timur (Martha Tiahahu) dan masih ada beberapa lain. Alur cerita dan segala aspek informasinya disesuaikan dengan cerita sejarah yang sesungguhnya.

Bahkan untuk menjaga kualitas unsur edukasinya, MGMP SMA Sejarah Jawa Timur bekerjasama dengan berbagai sumber yang berpotensi di bidangnya. Guru sejarah, dan beberapa sumber lainnya menjadi final editor komik, sehingga kredibilitas komik tetap terjamin meski sudah dimodifikasi, disingkat atau diilustrasikan dengan gambar.

Setelah mengenal dengan baik perjuangan para pahlawan bangsa, dapat muncul rasa kagum dan bangga pada diri individu yang akan membuatnya ingin meneruskan perjuangan. Tidak hanya itu, memahami identitas bangsa juga dapat mendorong setiap orang untuk membentuk karakter diri yang sesuai dengan karakter bangsanya. Karena bagaimanapun juga, setiap individu masyarakat lahir dari tanah air dan nenek moyang yang sama. Sejarah merupakan cikal bakal, identitas dan karakter bangsa yang harus dihargai serta diteruskan perjuangannya.(*)

Pengirim : [email protected]

“Redaksi PortalMadura.Com menerima tulisan opini, artikel dan tulisan lainnya yang sifatnya memberi sumbangan pemikiran untuk kemajuan negeri ini. Dan semua isi tulisan di luar tanggung jawab Redaksi PortalMadura.Com.”

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.