Dalam sosial media kita adalah artis bagi diri kita sendiri, mamerkan segala yang kita punya agar orang lain kagum. Seperti kecantikan, kemewahan juga kehidupan yang indah. Kenapa bukan foto-foto biasa yang diunggah? Karena mereka membutuhkan pengakuan bahwa dirinya keren. Padahal keren itu adalah bentuk aktualisasi diri yang tepat melalui karya yang nyata bukan sekedar foto dimedia sosial.
Qualman berpendapat bahwa dengan adanya media sosial, seseorang tidak dapat lagi berpura-pura menjadi orang lain dan memiliki kepribadian berbeda di tempat berbeda. Status-status yang ada akan menunjukkan siapa dirinya sebenarnya. Namun pendapat ini kurang tepat justru jika kita mencermati fenomena media sosial dengan baik, ada kemungkinan perpecahan kepribadian (split personality) yang terjadi.
Anda pasti pernah menemui orang yang dalam dunia nyata pendiam namun di dalam media sosialnya dia sangat kritis, atau orang yang jarang berbicara didunia nyata ternyata sangat sering update status.
Inilah pelaku yang disebut perpecahan kepribadian atau sosial-splitting personality di media sosial. Ini adalah fenomena orang yang melakukan pencintraan ulang dirinya didunia maya yang menciptakan citra yang berbeda dari dunia nyata karena ketidak puasan mereka akan citra mereka dikehidupan nyata.
Seseorang yang tidak dapat menampilkan jati dirinya karena banyaknya tuntutan lingkungan akan melampiaskannya pada media sosial dan menjadi berbeda di alam maya.
Jangan sampai hal ini terjadi pada kita, sebagai pengguna media sosial baiknya kita bijak, tidak semua foto kita unggah hanya demi popularitas semata. Selfie sebenarnya boleh saja dengan catatan tahu tempat dan waktu.
Penulis :
Diah Agustini (Mahasiswa Komunikasi UTM berasal dari Temanggung-Jawa Tengah dan meminati kajian dalam bidang Kebudayaan)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
