Masih Utuh! Ada Batu Hitam Mirip Balok di Bukit Bekas Keraton Arya Wiraraja

Keraton Batuputih Sumenep
dok Bato Toladhân di Batuputih Sumenep, dekat bekas Keraton Arya Wiraraja, Batuputih-Sumenep (Foto. Hartono)

PortalMadura.Com, Sumenep – Di atas bukit Dusun Buras, Desa Batuputih Daya, Kecamatan Batuputih, Sumenep, Madura, Jawa Timur terdapat sebuah batu hitam mirip sebuah balok dengan ketinggian hampir 1 meter atau sedada orang dewasa.

Warga setempat menyebutnya “Tatengger atau Bato Pantuman” atau sebuah tanda. Mereka mengartikan jika batu yang diduga awalnya terbuat dari tanah dan sudah keras seperti batu itu sebagai lokasi untuk melihat musuh kerajaan, karena dari ketinggian bukit buras tersebut, mampu melihat ke empat penjuru alam.

“Dari tempat ini, bisa melihat ke empat penjuru. Kalau ke utara mampu melihat sampai pesisir pantai, ke selatan mampu melihat kedaratan Kecamatan Manding dan sebagian kota. Kalau ke arah timur memang terhalang dengan Bukit Buruan dan jika ke arah barat bisa melihat arah terbenamnya matahari,” kata Suady (45), warga setempat pada PortalMadura.Com, Senin (15/9/2014).

Untuk sampai kelokasi tersebut memang butuh kesiapan tenaga. Selain tidak ada jalan khusus, juga harus melewati bukit dengan kondisi batu yang tajam dan memutar. Jaraknya, tidak kurang dari 500 meter dari bekas yang diyakini sebagai Keraton Batuputih (Topote) yakni Pertahaman Arya Wiraraja.

Dalam catatan sejarah, Arya Wiraraja adalah Adipati Pertama di Madura, diangkat oleh Raja Kertanegara dari Singosari, tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih, Sumenep, Madura, Jawa Timur dan merupakan keraton pertama di Madura. Ada Bunyi Gamelan di Bekas Keraton.

Pengangkatan Arya Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang dibawa ke Madura. Batuputih Saat ini menjadi sebuah kecamatan yang berjarak kurang lebih 18 km dari jantung kota Sumenep. Salah satu peninggalan Arya Wiraraja adalah tarian rakyat berupa Tari Gambuh (Tari Keris) dan Tari Satria.(htn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.