PVMBG: Tinggi Gunung Anak Krakatau Turun jadi 110 mdpl

Avatar of PortalMadura.com
PVMBG Tinggi Gunung Anak Krakatau turun jadi 110 mdpl
Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, Provinsi Lampung. (Foto file BNPB - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, mengungkapkan jika tinggi yang semula 338 mdpl kini menurun menjadi 110 mdpl.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan penurunan tinggi Gunung Anak Krakatau itu berdasarkan hasil analisis visual pada Jumat sore.

“Dari Pos Pengamatan Gunung Api Pasauran, posisi puncak Gunung Anak Krakatau lebih rendah ketimbang Pulau Sertung yang menjadi latar belakangnya,” ujar Kasbani, Sabtu, dalam siaran pers.

Kasbani menjelaskan jika Pulau Sertung memiliki tinggi 182 mdpl dan Pulau Panjang yang berlokasi tak jauh dari Gunung Anak Krakatau setinggi 132 mdpl.

Volume Gunung Anak Krakatau, lanjut Kasbani, kini bersisa 40-70 juta m3.

PVMBG memperkirakan volume gunung ini berkurang sekitar 150-180 juta m3 karena erupsi tinggi sepanjang 24-27 Desember 2018.

Kasbani menjelaskan jika saat ini terjadi perubahan pola letusan, menjadi surtseyan karena magma yang keluar menyentuh air.

Saat ini, imbuh Kasbani, tak nampak asap keluar dari kawah setelah gunung itu meletus. Puncak gunung pun tak tampak lagi saat tidak ada letusan.

Meski banyak menghasilkan abu, kata Kasbani, letusan jenis surtseyan tidak akan menjadi pemicu tsunami, kecuali jika ada reaktivasi sesar yang ada di Selat Sunda.

Hingga kini, ujar Kasbani, Gunung Anak Krakatau berada pada level Siaga. dilaporkan Anadolu Agency, Minggu (30/12/2018).

Oleh karena itu PVMBG merekomendasikan agar Masyarakat tak beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dari kawah.

PVMBG juga meminta Masyarakat yang tinggal di sekitar pantai di Provinsi Banten dan Lampung untuk menyiapkan masker, demi mengantisipasi jika terjadi hujan abu.

Berlokasi di Selat Sunda, Gunung Krakatau mengalami letusan dahsyat pada 1883 yang mengakibatkan tsunami dan menewaskan sejumlah orang.

Tubuh Gunung Anak Krakatau, lanjut Kasbani, mulai muncul ke permukaan sejak 1929.

Hingga kini gunung tersebut berada dalam fase konstruksi. (AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.