69 Desa di Sumenep Rawan Kekeringan, 7 Masuk Kategori Kritis – Ini Daftarnya!

Avatar of PortalMadura.com
69 Desa di Sumenep Rawan Kekeringan, 7 Masuk Kategori Kritis – Ini Daftarnya!
69 Desa di Sumenep Rawan Kekeringan, 7 Masuk Kategori Kritis – Ini Daftarnya!

PortalMadura.com-Sebanyak 69 desa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dipetakan sebagai daerah rawan kekeringan selama musim kemarau tahun ini. Data tersebut ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep berdasarkan pengalaman dan pola cuaca pada musim kemarau tahun sebelumnya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumenep, Ach. Laili Maulidy, menjelaskan bahwa dari 69 desa tersebut, tujuh di antaranya masuk kategori kering kritis, sementara 62 lainnya tergolong kering langka. Desa Montorna dan Prancak di Kecamatan Pasongsongan menjadi salah satu wilayah yang masuk kategori paling parah.

“Kering kritis artinya jarak sumber air bersih ke permukiman warga lebih dari 3 kilometer. Sedangkan kering langka, jaraknya antara 500 meter hingga 3 kilometer,” terang Laili saat ditemui di kantornya, Senin (11/08/2025).

Laili mengimbau masyarakat di wilayah rawan kekeringan untuk mulai menerapkan pola penggunaan air bersih yang hemat dan bijak. Ia menekankan pentingnya perbaikan segera jika terjadi kebocoran pada saluran air, serta meminta warga hanya menggunakan air sesuai kebutuhan pokok sehari-hari.

“Hemat air bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat. Kalau ada kran yang bocor, segera diperbaiki. Gunakan air secukupnya, jangan berlebihan,” ujarnya.

BPBD Sumenep juga membuka akses bantuan bagi desa yang benar-benar kesulitan air bersih akibat kekeringan. Masyarakat bisa langsung menghubungi layanan darurat Call Center 112 atau mendatangi kantor BPBD setempat untuk pengajuan dropping air dan bantuan lainnya.

Pihaknya memastikan kesiapan armada tangki air dan koordinasi dengan instansi terkait untuk merespons cepat permintaan bantuan, terutama di desa-desa yang masuk kategori kering kritis.

Musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung lebih panjang di sejumlah wilayah Madura. Dengan adanya peta rawan kekeringan ini, BPBD berharap masyarakat dan pemerintah desa bisa bersiap lebih dini melalui penampungan air, perbaikan sumur, dan program konservasi sumber daya air.

Pemerintah daerah juga mengimbau agar desa-desa yang belum terdampak tetap waspada dan tidak menyepelekan potensi krisis air bersih di tengah perubahan iklim yang semakin tidak menentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses