PortalMadura.com-Sebanyak 334 koperasi merah putih telah resmi terbentuk di Kabupaten Sumenep. Namun, hingga kini, sebagian besar di antaranya masih kesulitan memulai usaha akibat keterbatasan modal.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskop UKM dan Perindag) Sumenep, Moh Ramli, menegaskan bahwa koperasi tidak seharusnya bergantung pada bantuan atau pinjaman pemerintah untuk memulai operasional. Ia mendorong perubahan pola pikir pengelola koperasi menuju kemandirian finansial.
“Kalau soal modal untuk menjalankan koperasi, tidak harus menunggu kucuran dana bantuan atau pinjaman. Pola pikir seperti itu sudah harus diubah,” tegas Ramli dalam keterangan resminya, Selasa (12/08/2025).
Menurut Ramli, sumber permodalan bisa digali dari dalam, seperti simpanan pokok, simpanan wajib, dan dana sah lainnya yang berasal dari para anggota koperasi. Ia menekankan pentingnya kemandirian agar koperasi dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa tergantung pada dana eksternal.
“Jadi bisa dengan modal sendiri melalui simpanan pokok, simpanan wajib, dan sumber-sumber lain yang sah dari anggotanya. Jangan menunggu kucuran dana. Apalagi dana itu pinjaman,” jelasnya.
Untuk mendukung pemahaman tersebut, Diskop UKM Sumenep rutin menggelar pembinaan dan sosialisasi secara daring menggunakan platform Zoom. Hingga kini, sudah tiga kali pertemuan daring dilakukan dengan para pengurus koperasi merah putih.
“Kami bertemu lewat zoom. Sudah tiga kali ini kami melakukan sosialisasi dan pembinaan secara daring. Kami memang berharap agar pengelolaan koperasi merah putih bisa dilakukan secara mandiri,” ujar Ramli.
Ia menambahkan, pelatihan secara luring belum bisa dilaksanakan karena belum tersedianya anggaran dalam APBD murni 2025 untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) koperasi. Saat ini, pihaknya masih mengusulkan alokasi dana melalui APBD perubahan.
“Kami masih mengusulkan anggaran pembinaan koperasi melalui APBD perubahan. Sementara tidak apa-apa kami menggunakan zoom. Yang penting kan tetap ada upaya pembina