PortalMadura.com-Jumlah kasus suspek campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mencapai 1.944 orang sejak Januari hingga awal Agustus 2025. Data ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, Achmad Syamsuri, Rabu (20/8/2025).
Selain jumlah kasus yang tinggi, wabah ini juga telah menyebabkan 12 kematian akibat campak selama periode tersebut. Lonjakan kasus dan angka kematian ini memicu respons cepat dari pemerintah daerah melalui percepatan vaksinasi dan penguatan layanan kesehatan dasar.
Syamsuri menjelaskan bahwa terlambatnya imunisasi pada anak-anak selama masa pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kerentanan terhadap penyakit campak. Banyak anak yang seharusnya mendapatkan vaksin pada 2020–2021 tidak tertangani karena pembatasan kegiatan masyarakat.
“Anak-anak yang seharusnya divaksin pada 2020 banyak yang tidak mendapatkan imunisasi karena posyandu sempat terhenti atau dibatasi,” ujarnya.
Pembatasan kegiatan membuat program imunisasi rutin terganggu. Posyandu yang biasanya aktif setiap bulan di desa-desa mengalami penurunan frekuensi, sehingga banyak anak kehilangan perlindungan dasar dari penyakit menular seperti campak.
Faktor cuaca ekstrem juga turut memperparah situasi. Suhu dingin di malam dan pagi hari, ditambah kondisi iklim tidak menentu seperti fenomena kemarau basah di awal tahun, melemahkan daya tahan tubuh anak-anak.
“Penyebaran virus campak dipengaruhi kondisi iklim. Kemarau basah membuat daya tahan tubuh anak menurun, sehingga lebih mudah tertular,” kata Syamsuri.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep sedang mengintensifkan program vaksinasi campak di seluruh desa. Kegiatan posyandu kembali digalakkan, dan masyarakat diminta aktif membawa anak-anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi susulan.
“Selain vaksinasi, kami terus mengedukasi masyarakat agar menjaga kebersihan dan kesehatan guna mencegah penularan,” tambah Syamsuri.
Pihaknya berharap upaya ini dapat menekan angka penularan dan mencegah kematian lebih lanjut akibat campak. Masyarakat diimbau tidak menunda imunisasi dan segera memeriksakan anak yang menunjukkan gejala demam, ruam, atau batuk berat.