PortalMadura.com- Puluhan siswa SDN Bumi Anyar 1, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Jawa Timur, dikejutkan dengan temuan ulat dalam menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan untuk mereka. Bahkan, sebagian siswa sempat mengonsumsi makanan tersebut sebelum menyadari keberadaan ulat di dalamnya.
Insiden ini terekam dalam video yang direkam oleh siswa dan kemudian viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut terlihat jelas lauk berupa tumis wortel dan bunga kol yang bercampur belatung serta ulat putih. Nasi yang disajikan pun tidak luput—terdapat ulat hijau di dalamnya.
Temuan ini bukan yang pertama. Dalam sepekan terakhir, sejumlah sekolah di Bangkalan melaporkan keluhan serupa, mulai dari makanan basi hingga bahan pangan yang tidak layak konsumsi. Hal ini memicu keprihatinan mendalam dari Wakil Bupati Bangkalan, Moh Fauzan Jakfar.
“Ini sangat memprihatinkan. Banyak sekolah yang menerima makan bergizi gratis justru mendapat makanan basi atau berulat,” ujar Fauzan saat ditemui Rabu (24/9/2025).
Fauzan menegaskan, program MBG merupakan inisiatif mulia dari Presiden yang harus dijaga kualitas dan keamanannya. Ia menyatakan pemerintah daerah tidak akan mentolerir penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Sebagai langkah tegas, Pemkab Bangkalan akan segera mengirimkan surat resmi kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melaporkan temuan ini. “Jika SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) terbukti mengirim makanan tidak sesuai SOP—seperti berulat atau basi—kami akan laporkan ke BGN,” tegasnya.
Selain itu, Satuan Tugas (Satgas) MBG Kabupaten Bangkalan juga telah diperintahkan untuk segera memanggil pihak dapur penyedia makanan guna dimintai pertanggungjawaban. Langkah ini diambil untuk memastikan akuntabilitas dan mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Masyarakat dan orang tua murid kini menuntut transparansi serta pengawasan ketat terhadap distribusi makanan bergizi di sekolah-sekolah. Mereka berharap program yang bertujuan meningkatkan gizi anak usia sekolah ini benar-benar memberikan manfaat, bukan malah membahayakan kesehatan.