PortalMadura.Com, Sampang – Tingginya harga garam rakyat yang diserap oleh pemerintah melalui PT Garam bakal berimbas pada harga garam pabrikan.
“Yang tidak terserap tinggal sedikit. Jadi, swasta kalau menyerap yang sisanya, harganya juga pasti akan naik, bukan yang dibeli PT Garam saja yang naik,” kata Pengamat Ekonomi Faisal Bahri di Sampang, Kamis (21/4/2016).
Faisal Bahri menjelaskan, para petani garam tidak boleh terus menerus bersandarkan diri kepada PT Garam. Menurutnya, tingginya patokan harga yang dimainkan PT. Garam karena adanya kucuran dana penyerapan dari APBN senilai 204 miliar.
“Ini Berkelanjutan atau tidak? Inikan dananya APBN, APBN tidak selamanya leluasa gitu, ada yang dicoret-coret atau ekonomi Indonesia sedang jatuh, bisa dipotong uangnya,” katanya.
Dirinya berharap, para petani garam di seluruh Indonesia bisa mengembangkan produksi hasil garamnya secara mandiri, sehingga jika pemerintah sudah tidak lagi memberikan anggaran kepada PT Garam, para petani tidak was-was dengan hasil panen garamnya.
“Ini kan awal, kedepannya petani membangun kekuatan sendiri, petani harus bisa berkolaborasi sendiri dengan PT. Garam,” harap Faisal.(Lora/choir)