PortalMadura.Com, Sumenep – Pemuda Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, bersikukuh menolak Muhaimin Iskandar untuk nyapres pada Pemilu 2024 dengan mengatasnamakan NU.
Salah satu pemuda NU Sumenep Imam Syafi’i menegaskan, jika atas dasar NU, pria asal Pulau Poteran ini lebih sepakat pada Yenny Wahid untuk maju Pilpres 2024.
Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid adalah orang yang dinilai pantas sebagai penerus perjuangan almarhum Gus Dur dalam dunia politik dan kebangsaan.
“Kalau mbak Yenny sangat pantas menjadi pemimpin Indonesia. Representasi almarhum Gus Dur yang dikenal dengan tokoh pluralisme,” kata Imam sapaan akrab Imam Syafi’i, Minggu (20/2/2022).
Menurut dia, Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dinilai kurang pantas mengatasnamakan NU jika untuk Capres 2024. Pihaknya merujuk pada hasil survei Riset Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS), 7 Januari 2022.
Bahwa, calon presiden atau Capres 2024 yang menjadi pilihan warga Nahdlatul Ulama (NU), salah satunya adalah Yenny Wahid. “Mbak Yeni mampu mengalahkan politisi NU kawakan dan senior sekelas Cak Imin dan Saifullah Yusuf,” ungkapnya.
Imam menyebutkan, Cak Imin tidak masuk dalam level tiga besar Capres pilihan warga NU. Bahkan, kata dia, nama Yenny Wahid mengisi pilihan warga NU setelah Prabowo Subianto, Erick Thohir dan Anies Baswedan. Padahal ketiganya jelas tidak memiliki irisan dengan warga NU.
“Cukup mba Yenny, putri Gus Dur mewakili jamiyah NU di Pilpres 2024. Kalau Cak Imin? Ya, sudah la cukup di PKB jadi ketum atau jangan ngurus di luar itu agar di kalangan jamiyah NU stabil dan tak bergolak,” tandasnya.
Maksud bergolak?. Imam menegaskan, “jika Cak Imin ikut nyapres 2024 dengan PKB-nya adalah sejarah lama bagaimana Cak Imin mendepak Gus Dur dari Dewan Syuro DPP PKB”.
Pelengseran Gus Dur di PKB, kata dia, merupakan luka lama yang sampai saat ini belum sembuh. “Sebagai penawar sakit itu, Cak Imin cukup pengurus di partai. Mbak Yenny maju Pilpres 2024,” pungkasnya.(*)