Anak Susah Diajarkan BAB di Toilet? Orang Tua Perlu Hindari 5 Kesalahan Ini

Avatar of PortalMadura.com
Anak Susah Diajarkan BAB di Toilet? Orang Tua Perlu Hindari 5 Kesalahan Ini
ilustrasi

PortalMadura.Com – Melatih anak buang air besar atau kecil di toilet sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Biasanya si kecil mulai dilatih sejak usia 2,5 tahun atau lebih. Tapi, berhubung tidak semua anak bisa melakukannya, ada yang justru melebihi usia tersebut.

Pada dasarnya memang tidak mudah dalam melatih anak, oleh karena itu Anda sebagai orang tua harus lebih mengerti dan jangan sampai Anda melakukan kesalahan-kesalahan yang bisa bikin anak semakin malas untuk toilet training (istilah populer untuk melatih si kecil BAB dan BAK).

Jadi, Anda tidak perlu terburu-buru mengajarkan anak. Namun jika dari pengamatan Anda anak sudah siap melakukan toilet training, hindari beberapa kesalahan yang umum dilakukan orang tua berikut ini:

Terlalu Dini
Sebaiknya jangan mengajari si kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap. Kalau anak diajari terlalu dini, kemungkinan proses belajar itu akan selesai lebih lama. Tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari perkembangan anak.

Namun sebagian besar balita memiliki kemampuan untuk mempelajari hal tersebut di usia 18 dan 24 bulan. Ada juga beberapa balita yang belum siap sampai usianya tiga atau empat tahun. Jadi, sebenarnya orang tualah yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya.

Ketika proses belajar toilet training ini sudah dimulai biasanya butuh waktu tiga bulan atau lebih lama. Oleh karena itu, Anda harus banyak bersabar dan tetap mendukung anak melaluinya. Kalau ternyata proses belajar ini tidak sukses setelah beberapa minggu dijalankan, bisa jadi anak memang belum siap. Tunggu beberapa minggu dan coba lagi dari awal.

Memulai di Waktu yang Salah
Bukan ide yang baik jika Anda mulai mengajari anak untuk toilet training ketika ternyata dia akan memiliki adik dalam waktu dekat. Waktu lainnya yang tidak tepat misalnya ketika anak berganti pengasuh atau masa-masa peralihan lain dalam hidupnya.

Yang Anda harus selalu ingat, balita sangat perlu rutinitas agar dia bisa memahami apa yang sedang diajarkan padanya. Sehingga perubahan apapun yang tidak sejalan dengan kesehariannya atau rutinitasnya itu bisa jadi kemunduran untuknya. Jadi, sebaiknya tunggu hingga situasi memungkinkan, misalnya ketika si bungsu sudah lahir atau baby sitter baru sudah datang, baru mulai mengajarinya toilet training.

Membuatnya Menjadi Beban
Ketika anak sudah menunjukkan ketertarikannya untuk buang air kecil atau besar di kamar mandi, itu tentu sangat baik. Namun sebaiknya Anda jangan terlalu mendorong atau menekannya untuk terus melakukan langkah tersebut. Hindari juga memaksa anak untuk belajar dengan cepat. Kalau anak tertekan, dia bisa jadi sulit BAB atau mengalami masalah lainnya.

Berikan anak waktu dan biarkan dia menjalani proses belajar tersebut sesuai kemampuannya. Anak akan belajar setahap demi setahap, misalnya awalnya dia sudah mau menunjukkan ekspresi berbeda ketika ingin BAB atau BAK, tahap berikutnya, anak mengungkapkan keinginannya, tahap lanjutan si kecil mengajak Anda ke kamar mandi, dan seterusnya.

Mengikuti Aturan Orang Lain
Melatih anak untuk BAB atau BAK di toilet butuh kesabaran dan waktu. Setiap minggunya juga bisa semakin sulit apalagi jika Anda mendengarkan omongan orang lain seperti ibu Anda, mertua, atau orang lain yang lebih senior dan merasa lebih tahu.

Ketika mereka menasihati Anda agar mempercepat proses belajar toilet training atau memberitahukan agar anak segera diajari BAB atau BAK di kamar mandi, sebaiknya jangan terpengaruh. Karena, jika ternyata anak belum siap, proses toilet training ini malah bisa berlangsung lebih lama.

Menghukum Anak
Menghukum atau marah pada anak ketika dia tidak benar-benar mau toilet training justru tidak akan menyelesaikan masalah dan bisa membuatnya belajar. Pahamilah kalau penolakan anak ini wajar dan jika Anda memberi hukuman hanya akan membuatnya semakin malas belajar BAB atau BAK di toilet. Anak malah akan takut jika dia berbuat kesalahan itu akan membuat Anda marah. Berikan respon dengan bijak dan tenang ketika anak misalnya lupa ke kamar mandi untuk BAK. (detik.com/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.