Begini Tata Cara Sujud Ala Rasulullah

Avatar of PortalMadura.com
Begini Tata Cara Sujud Ala Rasulullah
ilustrasi

PortalMadura.Com – Salat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Tapi selama Anda menjalankan ajaran agama itu, sudah benarkah cara ibadah Anda?. Apakah sudah sesuai dengan syariat?.

Pertanyaan-pertanyaan itu pasti sempat terlintas di benak sebagian orang. Merasa ragu akan apa yang dilaksanakannya terkadang membuat seseorang merasa khawatir. Lantas, bagaimana cara yang benar menurut Rasulullah?.

Pembahasan kali ini mengenai cara . Berikut ini cara dalam salat ala Rasulullah:

Setelah i'tidal Rasulullah bertakbir dan turun bersujud. Beliau memerintahkan yang demikian ini kepada orang yang tidak benar salatnya, sebagaimana dalam sabdanya “Tidaklah sempurna salat seseorang sampai ia mengucapkan 'Sami' Allahu liman hamidah' sampai tegak berdiri. Kemudian mengucapkan takbir, lalu bersujud sampai ruas tulang belakangnya kembali sempurna,” (HR. Abu Daud & Hakim).

Dalam hadis riwayat Abu Ya'la dan Ibnu Khuzaimah disebutkan bahwa jika hendak sujud, Rasulullah mengucapkan takbir (dan Beliau merenggangkan tangannya dari lambungnya), lalu bersujud. Sedangkan dalam riwayat Nasa'i dan Daruquthni disebutkan bahwa kadang Rasulullah mengangkat kedua tanganya bila hendak bersujud.

Biasanya, Rasulullah meletakkan kedua tangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya. Beliaupun memerintahkan sahabatnya melakukan hal demikian “Apabila seseorang dari kalian hendak bersujud, hendaknya tidak melakukannya seperti duduknya unta. Tetapi hendaknya meletakkan tangannya sebelum meletakkan kedua lututnya,” (HR. Abu Daud dan Nasa'i).

Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya kedua tangan turut bersujud sebagaimana sujudnya wajah. Apabila seseorang dari kalian meletakkan wajahnya di atas tanah, maka hendaklah meletakkan juga kedua tangannya. Apabila mengangkat wajahnya maka hendaknya mengangkat juga kedua tangannya,” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ahmad & Siraj).

Dalam bersujud Rasulullah meletakkan telapak tangannya, mengembangkannya, serta mengarahkannya ke arah kiblat. Beliau meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, dan terkadang sejajar dengan kedua telinganya.

Dalam hadis riwayat Abu Daud dan Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah menekan hidung dan dahinya ke tanah. Beliau berkata kepada orang yang salatnya tidak benar “Jika engkau bersujud maka lakukanlah dengan menekan”.

Dalam riwayat lain disebutkan “Bila engkau bersujud, maka lakukanlah dengan cara menekan wajah dan kedua tanganmu sampai seluruh ruas tulangmu kembali ke tempatnya,” (HR. Ibnu Khuzaimah).

Beliau bersabda, “Tidak sah salat seseorang yang hidungnya tidak menyentuh tanah sebagaimana halnya dahinya,” (HR. Daruquthni, Thabrani dan Abu Na'im).

Beliau menekan kedua lututnya dan ujung kedua telapak kakinya. Menghadapkan ujung jarinya ke arah kiblat, merapatkan tumitnya dan menegakkan telapak kakinya. Beliau pun menyuruh berbuat demikian.

Inilah tujuh anggota yang dipergunakan Rasulullah untuk bersujud, yaitu dua telapak tangan, dua lutut, dua kaki, dahi dan hidung. Rasulullah menjadikan dua anggota terakhir (dahi dan hidung) menjadi satu dalam sujud.

Rasulullah bersabda “Aku perintahkan untuk bersujud, (dalam riwayat lain disebutkan : Kami diperintahkan untuk bersujud dengan menggunakan tujuh anggota badan) yaitu dahi, (dan menunjuk hidungnya dengan tangan) serta kedua tangan, (Dalam lafal lain disebutkan : Dua telapak tangan, dua lutut, ujung kedua telapak kaki, dan kami tidak boleh menyibak baju dan rambut),” (HR. Bukhari dan Muslim).

Beliau bersabda ”Apabila seorang hamba bersujud, hendaklah menyertakan tujuh anggota badan (wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak tangan),” (HR. Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban).

Dalam hadis riwayat Muslim, Abu Uwanah dan Ibnu Hibban disebutkan bahwa Rasulullah berkomentar terhadap orang yang salat sedangkan rambutnya diikat dari belakang, ”Orang yang salatnya seperti itu sama halnya dengan orang yang salat menggelung rambutnya.” Beliau juga bersabda ”Yang demikian ini menjadi tempat duduk setan,” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Rasulullah SAW tidak membentangkan kedua lengannya, akan tetapi mengangkat kedua lengannya, menjauhkan dari sisinya sehingga tampak bulu ketiak putihnya dari belakang. Apabila seekor anak domba menerobos di bawah lengannya, tentu dengan mudah dapat melewatinya.

Rasulullah melebarkan lengannya sehingga seorang sahabatnya berkata “Mungkin kami bisa menerobos di bawah ketiaknya, saking lebarnya jarak antara lengan dan lambungnya dalam bersujud”. Demikian yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah. Rasulullah memerintahkan melakukan hal itu dalam sabdanya ”Apabila engkau bersujud, letakkanlah tanganmu dan angkatlah kedua sikumu,” (HR. Muslim dan Abu Uwanah).

Bersujudlah kamu dengan lurus dan janganlah membentangkan kedua lenganmu seperti membentangkannya (dalam lafal lain disebutkan : Seperti membentangkan kakinya) anjing,” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

Janganlah seseorang dari kalian membentangkan kedua lengannya seperti anjing membentangkan kakinya,” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Janganlah kamu membentangkan kedua lenganmu (seperti binatang). Tetapi tegakkanlah lenganmu dan jauhkanlah dari lambungmu. Karena bila engkau melakukan seperti itu maka setiap anggota badan ikut bersujud denganmu,” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Hakim). Wallahu A'lam. (islampos.com/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.