Belajar Sejarah di Museum Keraton, Ini Fakta dan Keunikan Sumenep Pernah berstatus Madura Wetan

Avatar of PortalMadura.Com
Belajar Sejarah di Museum Keraton, Ini Fakta dan Keunikan Sumenep Pernah berstatus Madura Wetan
Merry Triana - Museum Keraton Sumenep

PortalMadura.Com, – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur yang saat ini mempunyai 126 pulau baik yang berpenghuni maupun pulau kosong pernah berstatus Kadipaten Sumenep.

Nama tersebut sering dikenal sebagai Kadipaten Madura Timur atau Madura Wetan. Ini adalah sebuah monarki yang pernah menguasai bagian timur Pulau Madura, yang saat ini menjadi Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.

Selain itu, termasuk sejumlah kepulauan lepas pantai Selat Madura dan Laut Bali. Pusat pemerintahannya, berada di Kota Sumenep sekarang. Kadipatan Sumenep, didirikan pada tahun 1269 oleh seorang adipati bawahan Prabu Kertanegara dari Singhasari bernama Arya Wiraraja.

Wilayah kekuasaannya, berada di bawah pengawasan langsung Kerajaan Singhasari dan selanjutnya, Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1559, pada masa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Ario Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur itu, berada pada kekuasaan penuh Kesultanan Demak dan baru pada pemerintahan Pangeran Lor II yang berkuasa pada tahun 1574, wilayah Kadipaten Sumenep berada di bawah pengawasan langsung Kesultanan Mataram.

Pada tahun 1705, akibat perjanjian Mataram dengan VOC, wilayah ini berada dalam kekuasaan penuh Pemerintahan Kolonial. Selama Sumenep jatuh ke dalam wilayah pemerintahan Hindia Belanda, wilayah ini tidak pernah diperintah secara langsung, para penguasa Sumenep diberi kebebasan dalam memerintah wilayahnya, namun tetap dalam ikatan-ikatan kontrak yang telah ditetapkan oleh Kolonial Kala itu.

Selanjutnya pada tahun 1883, Pemerintah Hindia Belanda mulai menghapus sistem sebelumnya (keswaprajaan), kerajaan-kerajaan di Madura (Bangkalan dan Sumenep) dikelola langsung oleh Nederland Indische Regening dengan diangkatnya seorang Bupati. Semenjak itulah, sistem pemerintahan Kadipaten di Sumenep berakhir dan berubah menjadi pemerintahan Kabupaten.

Peninggalan Kadipaten Sumenep yang terkenal dan masih dapat disaksikan sampai saat ini, antara lain, Keraton Sumenep, Masjid Jamik Sumenep dan Asta Tinggi yang berada di pusat Kota Sumenep.

Seperti halnya keraton-keraton di Jawa, budaya halus dan tata krama yang sopan serta bahasa sehari-hari yang santun juga menjadi identitas budaya, baik di seputar lingkungan Keraton Sumenep maupun di lingkungan masyarakat Sumenep pada umumnya.

Walaupun Keraton Sumenep saat ini sudah tidak berfungsi lagi sebagai istana resmi Adipati Sumenep ataupun pusat pengembangan budaya Madura, tetapi kebiasaan peninggalan masa kejayaan Kadipaten Sumenep masih sangat terasa, tak heran jika banyak orang menjuluki Sumenep sebagai Solo of Madura.

Adapun fakta surat-surat perjanjian pada masa status Kadipaten Sumenep, ada di .(berbagai sumber/Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.