PortalMadura.Com – Bitcoin (BTC) mencapai rekor harga baru pada 12 November 2024, dengan nilai tertinggi di US$89.500 atau sekitar Rp1,4 miliar, didorong oleh meningkatnya minat terhadap ETF BTC-spot di Amerika Serikat pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden. Data menunjukkan bahwa hingga 8 November, aliran dana ke ETF BTC-spot AS mencapai US$7,56 miliar, dan beberapa analis optimis harga BTC bisa menembus US$100.000. Tokocrypto menyatakan bahwa pandangan pro-Bitcoin dari Trump menciptakan dinamika baru dalam permintaan dan pasokan BTC di pasar.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa tingginya permintaan institusional dan ritel turut mendorong kenaikan harga BTC. Selain Bitcoin, beberapa altcoin juga mengalami peningkatan signifikan, seperti Ethereum (ETH) yang naik 20,8%, Cardano (ADA) yang naik 22,7%, dan Dogecoin (DOGE) yang melonjak hingga 30,3%, menandakan antusiasme investor pada sektor kripto secara keseluruhan. Ethereum dan Solana juga menarik perhatian karena ekspektasi regulasi yang lebih ramah di bawah pemerintahan baru.
Data ekonomi Amerika Serikat, seperti Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada 13 November, juga berpotensi memengaruhi pergerakan pasar kripto. The Fed baru-baru ini menurunkan suku bunga dan diperkirakan akan melakukannya kembali pada Desember. Di tengah optimisme ini, Crypto Fear & Greed Index menunjukkan sentimen “Extreme Greed,” mengingatkan para investor untuk tetap berhati-hati terhadap kemungkinan koreksi harga setelah lonjakan tajam.
Secara teknikal, BTC saat ini berada di atas garis EMA 50 dan 200 hari, menandakan tren bullish yang kuat. Jika Bitcoin mampu menembus harga tertinggi sebelumnya di US$85.404, analis memperkirakan potensi kenaikan ke US$90.000. Namun, jika terjadi koreksi dan BTC jatuh di bawah US$75.000, level support berikutnya diperkirakan ada di US$70.000.
