PortalMadura.Com – Harga Bitcoin kembali anjlok ke bawah $91.000, mencatatkan level terendah dalam tiga bulan terakhir. Kejatuhan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global, yang semakin mengurangi minat investor terhadap aset berisiko seperti kripto. Kebijakan perdagangan yang lebih ketat serta penurunan pasar saham turut memperburuk sentimen, mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih stabil. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto menyusut sekitar 8%, mencerminkan tekanan luas di sektor ini.
Faktor lain yang memicu penurunan ini adalah aksi jual besar-besaran oleh investor institusional. Arus keluar dana dari ETF Bitcoin mencapai lebih dari $552 juta dalam sepekan terakhir, mengindikasikan bahwa banyak pelaku pasar besar mengurangi eksposur terhadap aset digital ini. CEO 10x Research, Markus Thielen, memperingatkan bahwa jika Bitcoin gagal mempertahankan level psikologisnya, maka ada kemungkinan harga akan semakin tertekan dalam beberapa minggu ke depan.
Arthur Hayes, mantan CEO BitMEX, memperkirakan Bitcoin bisa jatuh lebih dalam hingga ke $70.000 akibat strategi perdagangan berisiko yang dilakukan beberapa hedge fund. Jika harga terus melemah, dana besar yang telah membeli saham Bitcoin dalam jumlah signifikan bisa melakukan aksi jual besar-besaran untuk menutup kerugian. Selain itu, kurangnya momentum kenaikan dalam beberapa bulan terakhir juga menjadi faktor yang membuat Bitcoin semakin rentan terhadap tekanan jual.
Meskipun situasi saat ini penuh ketidakpastian, bagi investor jangka panjang, ini bisa menjadi peluang untuk membeli di harga lebih rendah. Namun, mereka tetap perlu mewaspadai volatilitas yang tinggi dan melakukan analisis sebelum mengambil keputusan investasi. Perubahan regulasi, pergerakan pasar global, dan sentimen investor akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah Bitcoin ke depan.
