Bunda, Ini Cara yang Baik dan Benar Saat Memarahi Anak

Avatar of PortalMadura.com
Bunda, Ini Cara yang Baik dan Benar Saat Memarahi Anak
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Cara anak berperilaku khususnya membuat kesalahan terkadang membuat sebagian orang tua langsung memberikan teguran dengan cara meluapkan emosinya. Marah memang merupakan hal yang wajar dilakukan asalkan tujuannya mendidik.

Akan tetapi jika marahnya berlebihan tentu tidak akan baik bagi perilaku anak. Karena, bukan tidak mungkin buah hati Anda akan cenderung memberontak atau bahkan tidak menuruti perintah orang tua. Jadi, jangan sampai marah yang di lakukan tersebut hanyalah berisi emosi saja, tanpa adanya unsur manfaat di dalamnya.

Lantas bagaimana cara yang tepat agar maksud marah yang di lakukan tersebut dapat dipahami dengan baik?. Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda praktikan di rumah:

Berlaku Tegas
Berlakulah tegas terhadap anak, namun bukan berarti tegas yang kelewat batas, atau mengarah pada keras yang membabi buta. Penting diberlakukan ketegasan ini, agar konsistensi dari pesan di balik marah dapat tersampaikan dan tetap terjaga hasilnya. Dengan berlaku tegas, biasanya dapat membuat sang anak berpikir dua kali ketika hendak mengulangi lagi perbuatannya. Akan tetapi sikap tegas tersebut bukan berarti menakut-nakuti anak, karena kalian adalah orang tua bukan tukang jagal.

Perhatikan Emosi
Makan saja tidak boleh berlebihan, apa lagi emosi dalam diri, tentu dilarang untuk berlebihan. Nah, apabila sekiranya emosi Anda sedang meluap-luap, akan lebih baik jika marah Anda saat itu di urungkan terlebih dahulu. Setelah tenang, baru Anda bisa marah dengan lebih terarah. Karena apabila saat emosi, tentu marah yang Anda lakukan hanya berisi emosional yang menjurus pada kekerasan saja, tanpa ada sebuah esensi edukatif di dalamnya.

Tunjukkan Kesalahannya
Sering kali marah para bunda dan ayah saat ini hanya fokus terhadap emosi yang tengah meluap. Seakan anak menjadi sasaran empuk jika berbuat salah, bukan menjadi seorang yang butuh bimbingan dan pembelajaran.

Jika masih saja menggunakan cara kuno tersebut, sebenarnya hanya akan membuat anak semakin brutal dan menganggap Anda sebagai musuh. Cobalah ketika Anda marah, tunjukkan letak kesalahannya. Setelah Anda menunjukkan kesalahannya, jangan lantas di biarkan begitu saja. Beri pula penjelasan dari konsekuensi yang akan di dapatkannya apabila anak mengulangi kembali kesalahannya tersebut. Dengan begitu anak akan lebih paham, mengapa ia di marahi.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.