PortalMadura.Com – Puasa Ramadan menjadi wajib bagi umat muslim yang sudah dewasa yng tidak punya halangan. Meskipun tidak wajib bagi anak-anak sebelum baligh, namun sangat disarankan untuk belajar mulai berpuasa sedini mungkin.
Profesor psikologi di Ayn Shams School of Medicine, Dr. Hiba Isawi mengungkapkan bahwa mengajarkan anak berpuasa merupakan tanggung jawab orang tua. Ajarkan puasa kepada anak secara perlahan dan latih mereka dengan penuh kesabaran. Kalau pun suatu hari Bunda menemukan anak tidak berpuasa di belakang, jangan langsung memarahi apalagi menghukumnya.
Hindari memarahi anak saat menemukan mereka ketahuan bohong karena tidak puasa. Memarahi anak dan menuduhnya serta memakinya apalagi memukulnya justru akan membuat psikis anak terluka. Ini juga akan membuatnya semakin benci dengan aktivitas puasa yang suatu saatnya nanti menjadi kewajibannya sebagai umat muslim.
Nasehati anak dengan perkataan yang halus, sabar dan penuh pengertian. Tanyakan pada anak kenapa ia meninggalkan puasa dan mintalah ia untuk jujur karena tidak puasa. Cari tahu penyebab kenapa anak sampai tidak puasa dan cari cara bersama-sama agar penyebab tersebut bisa diatasi dengan baik. Sebagai orang tua, pintar-pintarlah dalam menyemangati dan membujuk anak agar kuat puasa hingga maghrib, jujur dan tidak bermain terlalu lelah hingga membuatnya batal puasa.
Ketika anak telah berhasil puasa selama sehari penuh dan berkala, berikan pujian untuknya. Jangan segan untuk memujinya di depan anggota keluarga lain agar ia merasa bangga dan merasa bahwa usahanya tidak sia-sia. Meski memberi pujian, usahakan agar pujian ini tidak membuatnya sombong dan nasehati anak bahwa melakukan puasa bukan karena sebuah pujian melainkan murni menjalankan perintah agama.
Jadi Bunda, hindari memarahi anak karena ketahuan tidak puasa. Nasehati saja dengan nada halus dan penuh pengertian. Semoga informasi ini bermanfaat. (vemale.com/Desy)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
