PortalMadura.Com, Pamekasan – Memperingati hari Tani Nasional tanggal 24 September, puluhan akitivis Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa yang dimulai dari monument arek lancor menuju kantor DPRD, Rabu (24/9/2014).
Mereka membawa isu soal pentingnya reformasi soal agraria nasional dalam UU Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960. Karena itu soal hidup matinya bangsa dan bagaimana rakyat hidup sejahtera dan berkeadilan sosial.
Makruf Malaka, Korlap Aksi dalam orasinya mengatakan, pelaksanaan reformasi agraria adalah satu pendekatan untuk meningkatkan kesejaheraan petani dan untuk meningkatkan produktivitas pangan secara berkelanjutan.
“Selama ini, pemerintah dalam melaksanakan UU soal agrarian banyak diselewengkan, bahkan bertolak belakang dari UU tersebut. Tidak saja pemerintah tidak serius, tetapi semakin membuat lahan pertanian semakin sempit,” ujarnya.
Aktivis GMNI dalam aksinya meminta, agar pemerintah menyelesaikan seluruh konflik agraria sebagai akibat dari liberalisai agrarian dengan praktek perampasan tanah secara tuntas dan menyeluruh.
Menanggapi hal itu, Suli Fari pimpinan DPRD Pamekasan bilang, reformasi agraria adalah hal yang perlu dilakukan saat ini oleh pemerintahan yang baru, karena hingga saat ini masih banyak persoalan yang berkaitan dengan tanah atau agrarian.
Menurut Suli, institusi Badan Pertanahan Nasional (BPN) keterkaitannya dengan pihak dewan hanya sebatas kordinasi karena lembaga BPN adalah lembaga terpusat.
“Isu yang kawan-kawan bawa adalah bersifat nasinal dan terpusat, sehingga kita pihak DPRD hanya bisa menyampaikan aspirasi itu dan secara kelembagaan kami mendukung adanya reformasi agraria itu,” jelas politisi Partai Bulan Bintang (PBB) itu.(reiza/nia)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
