Dinas PU Cikatarung Sumenep Serobot Program?

Avatar of PortalMadura.Com
Dinas PU Cikatarung Sumenep Serobot Program?
Ilustrasi

PortalMadura.Com, – PU Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Cikatarung) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur bersama sejumlah anggota Komisi III DPRD Sumenep melakukan penelitian nilai budaya bangunan tradisional di Bali selama tiga hari sejak kemarin (15/3/2016).

“Ini dalam rangka peningkatan pengawasan bangunan gedung di Sumenep, karena Sumenep juga telah mempunyai peraturan daerah tentang bangunan gedung,” ungkap kepala PU Cipta Karya dan Tata Ruang Sumenep, Bambang Irianto, Rabu (16/3/2016).

Ia menilai, setiap bangunan itu harus ada langgam-langgam tradisional, paling tidak arsitekturnya harus ada langgam tradisional karena ada perda no 4 tentang bangunan gedung.

“Di Bali bagus dalam hal aplikasi peraturannya soal nilai budaya bangunan itu, sementara Sumenep masih dalam proses. Makanya kami mau mencontohnya,” ujarnya.

Ditanya apakah tidak menyerobot program dinas lain, karena soal pelestarian budaya itu ada Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) yang lebih kompeten, ia menyatakan tidak karena penelitian kali ini berbicara dalam bangunan gedungnya.

“Tidak, saya kan bicara bangunan gedungnya, dalam rangka melestarikan nilai budaya. Bukan menyerobot program dinas lain,” jawabnya.

Ia beralibi, di Sumenep tidak ada bangunan yang berkarakter Sumenep. Makanya perlu dilestarikan nilai budayanya. “Saat ini dimana ada bangunan berkarakter Sumenep. Makanya nilai budayanya akan kita masukkan kedalam gedung, dan kami juga akan menghimbau kepada masyarakat agar memasukkan nilai budaya Sumenep dalam setiap bangunannya,” paparnya.

Sementara itu, kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sufiyanto mengaku tidak tahu kegiatan penelitian itu karena tidak ada surat yang masuk ke Disbudparpora.

“Tidak ada surat yang masuk ke kami, kalau ada surat masuk, pasti kami ikut. Tapi sampai saat ini kami tidak tahu penelitian tentang apa,” kata Sufiyanto.

Ia juga mengaku tidak merasa diserobot, sebab, siapapun yang melakukan penelitian dan tentang apa, asalkan hasilnya untuk kebaikan Sumenep tidak menjadi persoalan.

“Yang penting kan hasilnya untuk apa nanti. Kalau kami, untuk melakukan penelitian itu pasti berpikir dulu, kenapa harus melakukan penelitian dan materi penelitiannya juga apa,” tegasnya. (arifin/choir)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.