PortalMadura.Com – Harga emas kembali menguat setelah sempat terkoreksi akibat kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS, yang awalnya memicu penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah. Namun, pada Kamis ini (8/11), emas menunjukkan sinyal bullish, dengan perkiraan harga akan terus naik seiring pelemahan dolar AS.
Menurut Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia, harga emas berpotensi mencapai level tertinggi sekitar $2.727 per ons troi, didorong oleh sinyal bullish dari indikator teknis Moving Average. Meski demikian, Nugraha mengingatkan risiko pembalikan arah jika momentum tidak bertahan, dengan target penurunan di kisaran $2.691.
Penguatan emas juga didukung oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada Desember. Langkah ini dipandang sebagai upaya The Fed untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian kebijakan di bawah pemerintahan Trump, yang mungkin akan mengusung kebijakan fiskal pro-inflasi seperti pemotongan pajak dan stimulus ekonomi.
Pasar masih sensitif terhadap pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang akan memberikan petunjuk mengenai sikap Fed terhadap kebijakan suku bunga. Jika Powell mengindikasikan kekhawatiran terkait dampak kebijakan Trump terhadap inflasi, emas kemungkinan besar akan terus menguat. Namun, penguatan dolar yang didorong oleh ekspektasi inflasi atau kebijakan ekonomi baru AS bisa kembali menekan harga emas.