Dugaan Kasus Penodongan Mahasiswa Sumenep, Terlapor Merasa Dirugikan

Avatar of PortalMadura.Com
Dugaan Kasus Penodongan Mahasiswa Sumenep, Terlapor Merasa Dirugikan
2 mahasiswa (kanan) ditemua jajaran Redaksi PM

PortalMadura.Com, Sumenep – Terlapor dugaan kasus penodongan yang menimpa salah satu mahasiswa STKIP PGRI Kabupaten Sumenep, Khalilurrahman merasa dirugikan dengan pemberitaan media massa yang tidak pernah minta klarifikasi dengan kasus yang hanya salah paham dengan salah satu aktifis mahasiswa.

“Sampai saat ini, saya tidak pernah diwawancarai oleh wartawan manapun. Seakan-akan saya salah. Padahal, hanya salah paham antara saya dengan kader PMII, Ulifiyah,” terang Khalilurrahman (19) saat berkunjung ke Redaksi PortalMadura.Com, pukul 09.00 Wib, Jumat (20/11/2015).

Ia menjelaskan, dalam pemberitaan sejumlah media massa, juga membawa nama MAYAPADA STKIP PGRI Sumenep. Padahal, tidak ada kaitannya dengan UKM itu. “Saya memang anggota MAYAPADA STKIP, tapi tidak ada hubungannya dengan UKM saya,” katanya.

Pada saat kejadian, sambungnya, kader PMII Ulifiyah datang ke kampus untuk memenuhi undangan seminar nasional kebahasaan dengan mengenakan almamater PMII.

“Di STKIP memang dilarang mengenakan almamater ekstra kampus. Selain sudah ada kesepakatan antar UKM kampus, juga ada aturan dari Dikti. Saat itu, saya menjelaskan dan meminta dengan hormat agar almamater itu dilepas. Karena saya sebagai mahasiswa STKIP menghargai kesepakatan antar UKM,” urainya.

Ulifiyah justru salah paham. Ia mengakui jika waktu itu membawa pisau, namun bukan ditodongkan, melainkan hanya kebetulan membawa pisau dapur karena sedang bersih-bersih di sekretariat MAYAPADA. “Jadi, tidak benar kalau pisau itu ditodongkan,” tegasnya mengklarifikasi pemberitaan sejumlah media massa.

Secara pribadi, mahasiswa semester 3 ini tidak ada masalah dengan Ulifiyah. Bahkan sesama UKM kampus juga tidak ada persoalan. “Ini hanya salah paham, sehingga Ulifiyah melaporkan ke polres. Dan media massa tidak pernah mengklarifiaksi ke saya. Seakan-akan kasus ini besar,” ungkapnya.

Dalam kasus ini, pihaknya dengan Ulifiyah dan dari kepolisian sudah duduk bersama untuk klarifikasi. “Saya yakin, semua pihak paham bahwa kasus ini hanya salah paham dan dibesar-besarkan dengan membawa UKM kampus oleh pihak tertentu. Padahal, tidak seperti itu,” tegasnya.

Untuk itu, Ia mengklarifikasi atas pemberitaan yang sudah membawa nama UKM, seperti dilansir media lain. “Saya menghormati Ulifiyah sebagai tamu waktu itu, dan saya menjunjung tinggi keputusan bersama yang dibuat UKM kampus atas dasar surat Dikti itu,” pungkasnya.(hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.