GCIG : Pemerintah Jangan Lambat Bergerak Tangani Kasus Kabut Asap!

Avatar of PortalMadura.Com
GCIG : Pemerintah Jangan Lambat Bergerak Tangani Kasus Kabut Asap!
Ist. trentekno.com

PortalMadura.Com – Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru pada Senin (14/9/2015) tercatat mencapai 984 psi (polutan standar indeks) yang jauh di atas level tertinggi ISPU (berbahaya) di kisaran 300-500 psi.

Plt Gubernur Arsyadjuliandi Rachman telah menaikkan status Riau menjadi Darurat Pencemaran Udara. Akan tetapi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan pencemaran asap di Riau belum pada taraf berbahaya.

Direktur Eksekutif Garuda Center for Indonesian Governance (GCIG) Faizal Abdulgani, mempertanyakan kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani bencana hutan di Riau.

“Pemprov mengumumkan Darurat Pencemaran Udara sementara menteri kesehatan menyatakan belum berbahaya, ini sangat membingungkan dan ujungnya yang dirugikan adalah rakyat yang menderita akibat bencana tersebut,” tegas Faizal, dalam rilisnya yang diterima Redaksi PortalMadura.Com, Rabu (16/9/2015).

Pada 2014 kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan pencemaran udara di Riau mencapai Rp20 triliun, belum termasuk 60.000 orang menderita gangguan pernapasan dan tidak dapat menjalankan aktifitas bekerja ataupun sekolah.
Saat ini lahan terbakar di Riau mencapai 2.025,42 hektar (ha) dan telah merenggut satu nyawa gadis kecil akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Faizal menegaskan pemerintah pusat, pemprov dan BNPB untuk terus berkoordinasi memantau dan menanggulangi bencana asap di berbagai daerah.

Faizal juga menambahkan perlunya sinkronisasi pihak terkait dalam mengungkapkan keadaan dan status bencana ini sehingga rakyat dapat melakukan langkah antisipatif.

“Bayangkan jika bencana asap ini mengharuskan masyarakat agar dievakuasi, bagaimana mau mengevakuasi puluhan ribu orang kalai tidak adanya koordinasi? Penanganan terhadap rakyat yang terkena dampak dalam bencana asap ini jangan tunggu keadaan berbahaya, kalau sudah berbahaya sudah terlambat namanya,” tutup Faizal.(rls/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.