Go-Jek Berkontribusi Rp10 Triliun Per Tahun

Avatar of PortalMadura.Com
Go-Jek Berkontribusi Rp10 Triliun Per Tahun
ilustrasi

PortalMadura.Com, – Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD UI) menemukan bahwa layanan aplikasi on demand Go-Jek berkontribusi pada perekonomian nasional hingga Rp10 triliun tiap tahun melalui penghasilan mitra driver dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Kepala LD UI Turro Wongkaren mengatakan Go-Jek juga mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja terutama lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perguruan tinggi.

“Mitra pengemudi roda dua merasakan adanya peningkatan kesejahteraan,” ujar Turro saat memaparkan hasil penelitiannya di Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Dalam penelitiannya, Go-Jek berkontribusi Rp8,2 triliun melalui mitra pengemudi atau Rp682,6 miliar per bulan.

Sedangkan mitra UMKM mendapat tambahan penghasilan Rp1,7 triliun per tahun atau Rp138,6 miliar per bulan.

Pendapatan rata-rata mitra paruh waktu sebanyak Rp3,5 juta lebih tinggi dari upah rata-rata sembilan kota yang disurvei yang hanya Rp2,8 juta.

Setiap bulan, pendapatan mitra pengemudi meningkat hingga 44 persen dan pengeluarannya bertambah 31 persen sejak bergabung dengan Go-Jek. Mereka merasa bahwa kualitas hidupnya meningkat lebih baik dibanding sebelumnya.

Peneliti LD UI Paksi Walandouw mengatakan mitra UMKM, Go-Jek membuat mereka menjadi go online. Bahkan 3 persen di antaranya hanya melakukan usaha secara online, tanpa memiliki bangunan fisik.

Dengan demikian, kata Paksi, mitra UMKM bisa beroperasi lebih efisien dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dengan penambahan transaksi hingga 82 persen dan mengurangi pengeluaran hingga 30 persen.

Selain itu, aplikasi ini juga membantu meningkatkan kesempatan usaha bagi UMKM yang baru berdiri.

Sedangkan bagi konsumen, kata Paksi, Go-Jek dipilih oleh sekitar 63 persen responden sebagai transportasi untuk bekerja karena lebih murah.

Menurut Paksi, sebanyak 90 persen konsumen merasa Go-Jek memberi dampak positif dan 77 persen di antaranya menjadi lebih melek teknologi digital.

“Konsumen juga merasa pelarangan terhadap aplikasi ini akan menimbulkan dampak buruk,” ujar dia.

Menurut Turro, Go-Jek merupakan kekuatan ekonomi disrupsi di Indonesia dalam bentuk penyediaan lapangan kerja. Namun, manfaatnya akan terus dirasakan dalam waktu lama.(AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.