PortalMadura.com – Harga Bitcoin mencetak rekor baru di $92,000 pada 13 November 2024, mencerminkan tren bullish yang signifikan. Namun, sejumlah indikator teknikal menunjukkan potensi koreksi harga dalam waktu dekat. Salah satu tanda yang mengemuka adalah nilai Relative Strength Index (RSI) Bitcoin yang mencapai 77, mengindikasikan kondisi overbought. Ketika RSI melampaui angka 70, sering kali terjadi tekanan jual dari investor, yang berujung pada penurunan harga.
Selain itu, rasio Market Value to Realized Value (MVRV) Bitcoin berada di angka 2,6, mendekati batas atas kisaran historis yang kerap memicu koreksi. Rasio ini membandingkan nilai pasar Bitcoin dengan nilai realisasinya, di mana nilai tinggi menunjukkan pasar berada dalam kondisi jenuh. Hal serupa juga terlihat pada indikator Network Value to Metcalfe (NVM) yang mencapai 1,24, menandakan harga Bitcoin mungkin overvalued dibandingkan aktivitas jaringan yang ada.
Mayoritas investor Bitcoin saat ini dalam posisi profit, dengan 99% di antaranya telah memperoleh keuntungan. Kondisi ini meningkatkan peluang tekanan jual, karena banyak investor cenderung merealisasikan profit mereka. Kombinasi dari kondisi teknikal dan psikologis pasar ini menjadi faktor kunci yang perlu diperhatikan investor dalam menghadapi potensi penurunan harga.
Meski tren bullish Bitcoin masih berlangsung, investor disarankan tetap waspada. Indikator seperti RSI, MVRV, dan NVM mengindikasikan perlunya kehati-hatian dalam mengambil keputusan investasi. Langkah bijak adalah mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul di tengah kondisi pasar yang tampak overbought.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
