PortalMadura.Com – Harga minyak mentah WTI naik tipis 0,2% menjadi $69,53 per barel pada perdagangan Rabu (20/11). Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina dan lonjakan impor minyak mentah Tiongkok, meskipun dibatasi oleh laporan kenaikan stok minyak AS sebesar 4,75 juta barel dalam sepekan, menurut data American Petroleum Institute (API).
Analis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, mengungkapkan bahwa tren bullish berpotensi terbentuk berdasarkan indikator teknikal. Target kenaikan diproyeksikan mencapai $70,5 per barel, sementara jika terjadi reversal, level $66,5 menjadi batas bawah yang diantisipasi.
Ketegangan geopolitik meningkat setelah Ukraina menggunakan rudal buatan AS dalam serangan terhadap Rusia, yang memicu peringatan eskalasi dari Presiden Vladimir Putin. Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak global.
Dari sisi permintaan, data Kpler menunjukkan impor minyak mentah Tiongkok berpotensi mencapai rekor tertinggi pada November. Peningkatan ini menjadi angin segar setelah melemahnya impor sepanjang tahun, yang sebelumnya menekan harga minyak global hingga 20% dari level puncak $92 per barel di bulan April.
Di sisi lain, pasar AS mencatat lonjakan stok minyak mentah, meskipun stok bensin dan minyak sulingan masing-masing turun 2,48 juta barel dan 688.000 barel. Data resmi stok minyak AS yang akan dirilis pemerintah diharapkan memberikan gambaran lebih jelas arah harga.
Pasar minyak global terus berhadapan dengan tekanan dari sisi fundamental dan geopolitik. Ketegangan internasional dan lonjakan permintaan Tiongkok memberikan dorongan positif, meski tantangan tetap ada dari sisi pasokan dan kondisi pasar AS.
Tentang Dupoin Indonesia
Dupoin Indonesia adalah perusahaan pialang perdagangan Forex, Metal, Futures, dan Stocks yang telah memiliki izin dari BAPPEBTI serta menjadi anggota aktif Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI).