PortalMadura.Com, Sumenep – Pada bulan Mei 2016, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,31 persen, Jawa Timur inflasi sebesar 0,14 persen dan Nasional juga mengalami inflasi sebesar 0,24 persen.
“Dari delapan kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, inflasi bulan Mei di Sumenep, memang tertinggi di Jatim,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno, Senin (6/6/2016).
Setelah Sumenep, baru Malang, Jember dan Probolinggo masing-masing sebesar 0,15 persen. Kemudian Surabaya 0,13 persen; Banyuwangi dan Kediri 0,12 persen. Untuk inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 0,06 persen.
Ia menuturkan, dari tujuh kelompok pengeluaran, empat kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi dan satu kelompok relatif stabil.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,79 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,57 persen; kelompok sandang 0,45 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen,” tuturnya.
Ia menegaskan, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,13 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen. Namun kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga relatif stabil tidak mengalami perubahan.
“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah beras, daging ayam kampung, daun bawang, telur ayam ras, cumi-cumi, daging ayam ras, kentang, wortel, apel dan bayam,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei 2016), Sumenep sebesar 0,27 persen; Jawa Timur 0,48 persen dan Nasional 0,40 persen.
“Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) Sumenep sebesar 2,92 persen; Jawa Timur 2,77 persen dan Nasional sebesar 3,33 persen,” tukasnya. (arifin/har)