Ingin Pernikahan Anda Membawa Berkah? Lakukan Hal Ini

Avatar of PortalMadura.Com
Ingin Pernikahan Anda Membawa Berkah? Lakukan Hal Ini
Ist.Net

PortalMadura.Com – Menikah banyak manfaatnya selain bernilai ibadah juga menenangkan hati dan memuliakan keturunan. Dengan menikah diharapkan dapat mendatangkan banyak keberkahan.

Namun kenyataannya, kita mendapati banyak fenomena yang menunjukkan tidak adanya keberkahan hidup berumah tangga setelah , baik di kalangan masyarakat umum maupun di kalangan keluarga.

Melihat fenomena kegagalan dalam menempuh kehidupan rumah tangga, sepatutnya Anda melakukan introspeksi (muhasabah) terhadap diri Anda sendiri, apakah Anda masih konsisten (istiqomah) dalam memegang teguh rambu-rambu rumah tangga untuk mendapatkan keberkahan.

Berikut rambu-rambu rumah tangga yang perlu Anda terapkan supaya mendapatkan keberkahan:

Meluruskan Niat (Ishlahun Niyat)
Siapa yang ingin menikah maka luruskan niat kita dulu. Niat menikah tentunya karena Allah swt, karena menikah adalah ibadah. Menikah juga merupakan perintahNya.

Sepeti firman Allah: “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kaurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”, (QS. An-Nur : 32).

Menikah juga merupakan sunah Rasulullah, jadi dalam proses nikah hingga pasca pernikahan nanti kita wajib mencontoh Rasulullah.

Contohnya ketika diawal memilih pasangan hidup, menurut Rasulullah hendaknya yang dipilih adalah agamanya. Kemudian pada saat walimatul ursy sebaiknya tidak berlebihan karena kita tahu Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu bersikap hidup sederhana (tidak boros) dan dalam berumah tangga hendaknya kita membiasakan diri dengan adab dan akhlaq seperti yang dicontohkan Rasulullah.

Sikap Saling Terbuka (Mushorohah)
Sikap saling terbuka disini yaitu ketika sudah menjadi suami dan istri maka hal–hal yang sebelumnya haram menjadi halal. Misalnya secara fisik kita sudah halal untuk bersentuhan.

Selain itu juga sikap saling keterbukaan ini dapat memupuk sikap saling percaya diantara suami dan istri karena adanya rasa keinginan saling mengenal satu dengan yang lainnya entah itu sifat kepribadian, kebiasaan, kesenangan, ketidaksukaan. Sehingga suami atau istri merasa nyaman.

Sikap Toleran (Tasamuh)
Sudah pasti ketika berumah tangga suami dan istri memiliki kebiasaan, pemikiran yang berbeda-beda sehingga akan timbul konflik atau perdebatan dalam rumah tangga.
Sehingga sikap toleran ini sangat penting bagi kehidupan suami istri untuk memujudkan keluarga yang tetap harmonis.

Dalam hal ini sikap toleran juga menuntut adanya sikap saling memaafkan, yang meliputi tiga tingkatan:

1. Al Afwu yaitu memaafkan orang jika memang diminta.

2. As-Shofhu yaitu memaafkan orang lain walaupun tidak diminta.

3. Al-Maghfiroh yaitu memintakan ampun pada Allah untuk oran lain.

Komunikasi
Komunikasi ini sangat penting. Karena dengan komunikasi akan meningkatkan sikap saling cinta antar pasangan. Komunikasi juga untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Keluarga yang tetap harmonis kuncinya adalah komunikasi yang tetap terjaga dan tidak pernah putus.

Apalagi bagi suami dan istri yang memiliki kesibukan masing-masing, sehingga dengan komunikasi ini memberikan rasa perhatian, saling mendengar, dan memberikan respon. Zaman sekarang komunikasi sudah cukup canggih bisa via telephone, email, whats app, skype, dan sebagainya.

Seperti halnya kisah keluaraga Ibrahim As. Dalam surah As-Shaaffat ayat 102: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”, (QS. As-Shaaffat: 102).

Kesimpulan dari ayat tersebut adalah komunikasi timbal balik antara orang tua dengan anak. Nabi Ibrahim mengutarakan pendapatnya dengan bahasa dialog bukan menetapkan keputusannya sendiri, sehingga adanya keyakinan yang kuat kepada Allah, adanya tunduk dan patuh atas perintah Allah dan adanya tawakal kepada Allah swt, sehingga Allah menggantikan Ismail dengan seekor kibas yang sehat dan besar.

Sabar dan Syukur
Sabar dan syukur dalam berumah tangga memang sangat dianjurkan. Pasalnya setiap ujian dalam berumah tangga harus disikapi dengan rasa sabar. Seperti pada pasangan suami istri terdapat kekurangan atau kelemahan sehingga perlu disikapinya dengan sabar.

Kemudian disikapi rasa syukur atas rezeki yang Allah berikan kepada suami dan tidak banyak menuntut khusus untuk istri karena kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita, disebabkan istri yang kurang bersyukur terhadap pemberian suaminya. Dan apabila kita bersyukur maka Allah akan melebihkan nikmatNya lagi untuk kita.

Dalam firman Allah: “Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih” (QS.Ibrahim : 7).

Sikap yang Santun dan Bijak
Sikap santun dan bijak dari seluruh anggota keluarga dalam berinteraksi dengan kehidupan berumah tangga ini perlu dilakukan karena akan menciptakan suasana yang nyaman dan indah. Sehingga suasana ini membuat penghuni rumah betah tinggal di rumah.

Sebagaimana ungkapan bahwa “Rumahku adalah Surgaku” bukan berarti fasilitas yang lengkap dan rumah tempat tinggal yang luas. Akan tetapi, ada suasana interaktif antar keluarga suami istri dan anak-anak yang penuh kesantunan dan bijaksana. Sehingga menimbulkan suasana yang penuh keakraban, kedamaian, dan cinta kasih antar keluarga.

Sikap santun dan bijak merupakan cermin dari kondisi ruhiyah yang mapan. Ketika kondisi ruhiyah seorang itu labil maka ada kecenderungan bersikap emosional dan marah, karena setan akan mudah mempengaruhinya. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan kepada kita agar jangan mudah marah.

Bila muncul amarah maka bersegeralah menahan diri dengan beristighfar dan mohon perlindungan kepada Allah, bila masih merasa marah maka hendaknya berwudu dan mendirikan salat. Karena sesungguhnya dampak dari kemarahan sangat tidak baik bagi jiwa, baik orang yang marah maupun bagi orang yang dimarahi.

Oleh sebab itu, dalam berumah tangga harus ada saling memaafkan bila terjadi kemarahan dan Allah menyukai orang yang suka memaafkan.

Kuatnya Hubungan dengan Allah
Sudah pasti jika Anda menginginkan rumah tangga yang tetap harmonis, hubungan Anda dengan Allah harus diperkuat, karena dengan begitu akan menghasilkan keteguhan hati (kemampanan ruhiyah).

Sebagaimana dalam firman Allah: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”, (QS. Ar-Rad'u : 28).

Rasulullah juga selalu memanjatkan doa agar mendapatkkan keteguhan hati : Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbiy ‘alaa diinika wa'ala thooatika” (Wahai yang membolak-bailikan hati, teguhkanlah hatiku untuk tetap konsisten dalam dien-Mu dan dalam menta'atiMu).

Kedekatan kita dengan Allah bisa dimulai dengan membiasakan dalam keluarga untuk melaksanakan ibadah nafilah secara bertahap seperti tilawah, shaum, tahajud, Duha, doa, infaq, matsurat, dan sebagainnya. Karena tanpa adanya kedekatan dengan Allah mustahil seseorang dapat mewujudkan kehidupan rumah tangga yang bahagia. (eramuslim.com/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.