Ini 3 Sikap Orang Tua yang Tanpa Sadari Persulit Anak dapat Jodoh

Avatar of PortalMadura.com
Ini 3 Sikap Orang Tua yang Tanpa Sadari Persulit Anak dapat Jodoh
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Setiap orang tua memiliki tanggung jawab mendidik anaknya dari kecil, bahkan sampai ia akan menikah. Dalam usianya yang sudah matang dan cukup memasuki usia menikah tentunya orang tua menginginkan jodoh yang terbaik bagi anaknya.

Tidak heran sebagian dari mereka terkadang ikut andil dalam mencarikan jodoh yang tepat menurutnya sendiri dengan alasan demi kebahagiaan anak dan keluarganya nanti. Karena, apabila salah dalam menentukan pilihan bukan tidak mungkin akan menjadi beban tersendiri bagi orang tua.

Akan tetapi, banyak orang tua tidak sadar telah mempersulit anak-anaknya mendapat jodoh sehingga bukan kebahagiaan anak yang didapat melainkan justru kesedihannya. Untuk menghindari hal buruk terjadi, berikut ini beberapa sikap yang perlu orang tua hindari agar tidak turut menyusahkan anak bertemu jodohnya:

Melarang Menikah Muda
Orang tua tentunya perlu menyadari bahwa bukan menikah di usia mudanya yang salah, akan tetapi persiapan bekal anak muda yang sering kali kurang untuk menghadapi pernikahan, sehingga banyak pemuda yang nikah mudah namun berakhir perceraian, karena hanya berbekal cinta buta.

Nah, melarang anak nikah di usia 20an bukan solusinya. Anda bisa memberi solusi yang lebih baik misalnya dengan cara memberikan buku-buku, video ceramah, berdiskusi dengan anak, memberi masukan tentang kriteria jodoh yang paling penting, jadi bisa menambah wawasan mereka tentang pernikahan dan persiapan cukup untuk menghadapinya.

Memberi Kriteria Terlalu Banyak dan Sulit
Calon pasangan hidup anak Anda harus lulusan universitas negeri, S2 atau S3, pekerjaannya mapan, gaji di atas 10 juta, sudah punya rumah dan mobil, dari suku tertentu saja, lha pertanyaannya… apakah kriteria anak Anda layak untuk mendapat pasangan sedemikian?.

Jika anak Anda adalah gadis yang sudah berumur, berwajah pas-pasan, maka memberinya kriteria seperti itu hanyalah mempersulit dirinya. Berikan kriteria yang lebih masuk akal, misalnya salat 5 waktu, akhlak baik, tidak merokok, sudah punya pekerjaan, berani bertanggung jawab. Itu kan lebih memudahkan anak dalam memenuhinya.

Menyuruh Anak Tinggal Seatap setelah Menikah
Kalau memang ada alasan kuat untuk menyuruh anak tinggal seatap setelah menikah, masih oke saja. Akan tetapi kalau tidak ada alasan jelas, sebaiknya biarkan anak hidup terpisah setelah menikah, agar mereka lebih mandiri dan bisa leluasa mengatur rumah tangganya sendiri.

Banyak perempuan yang tidak ingin menikah dengan laki-laki jika setelah menikah harus tinggal seatap dengan mertuanya. Horor tentang ibu mertua yang galak dan super cerewet rasanya sudah populer didengar oleh mereka.

Walau Anda tidak bermaksud buruk, membiarkan anak tinggal terpisah akan lebih baik. Misalnya, minta mereka mengontrak tidak jauh dari rumah, itu masih oke.

Demikian beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh Anda selaku orang tua agar tidak mempersulit anak dalam menemukan jodohnya. Semoga bermanfaat. (ummi-online.com/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.