PortalMadura.Com, Sumenep – SMA Negeri 1 Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengisi Kegiatan Tengah Semester (KTS) dengan menggelar Festival Layang-layang dan Pameran Kewirausahaan, Kamis (26/9/2019).
Kegiatan ini diselenggarakan di Lapangan Sepakat, Kecamatan Lenteng dan diikuti seluruh SMA, SMK se-Kabupaten Sumenep.
Beragam pentas seni dan sejumlah prestasi yang pernah diraih oleh SMA di Sumenep, seperti pencak silat, pantomim dan puisi juga ditampilkan pada kesempatan tersebut.
“Teman-teman SMAN 1 Lenteng meyelenggarakan kegiatan ini untuk mendidik anak supaya cerdas karena ini merupakan amanat dari pendiri negara kita yang ada di dalam pembukaan UUD 45,” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Lenteng, Sumenep, Budi Hartono.
Dalam sambutannya, ia juga memaparkan program yang dijalankan SMAN 1 Lenteng yakni Double Track, maksudnya sekolah memberikan sejumlah keterampilan, pengetahuan yang nantinya bisa digunakan setelah lulus dari bangku SMA.
Keterampilan tersebut di antaranya tata boga, desain grafis. Kemudian, pihaknya juga bekerja sama dengan DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri) khusus pelatihan TKR (Teknik Kendaraan Ringan).
“Untuk itu bapak/ibu di Kecamatan Lenteng apabila anaknya sudah kelas tiga, tidak ragu-ragu lagi menitipkan anak didiknya di SMAN 1 Lenteng, karena kami menyiapkan doble track untuk memiliki life skill kecakapan hidup,” terangnya.
Dikatakan, SMAN 1 Lenteng merupakan satu dari semua sekolah menengah yang ditunjuk provinsi sebagai sekolah double track.
Sementara, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kabupaten Sumenep, Sugiono Eksantoso menyampaikan, pihaknya akan selalu mendukung kegiatan yang penuh dengan kreativitas dan inovatif ini.
“Ke depan kami tidak hanya mendorong kegiatan di satu sekolah ini saja, tetapi di sekolah-sekolah yang lain bergilir di Kabupaten Sumenep dan senantiasa ikut berpartisipasi, baik di daratan maupun di kepulauan,” jelasnya.
Kemudian, untuk menekan angka putus sekolah di Sumenep, pihaknya telah membentuk tim relawan yang akan mendata anak-anak putus sekolah di 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep.
“Target kami di tahun 2019, Sumenep minimal 5 persen angka putus sekolah. Tahun 2020 nanti minimal 2 persen angka putus sekolah,” tegasnya.
Di samping itu, Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, yang turut hadir dan meresmikan kegiatan itu mengatakan, kegiatan festival layang-layang seperti ini perlu diadakan lagi di bulan-bulan berikutnya untuk sekolah.
Menurutnya, permainan layang-layang bukan hanya permainan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan, tetapi ada nilai yang bisa diambil dari permainan sederhana ini.
Diyakini, dalam permainan layang-layang butuh kekompakan mulai dari proses pembuatan, cara menerbangkan hingga cara bermain yang dilakukan bersama-sama ini akan menumbuhkan sifat tolong-menolong dan saling menghargai.
“Ini menjadi penting bagi generasi penerus kita ke depan agar tidak menjadi siswa-siswa yang egois, sehingga akan tumbuh kebersamaan,” katanya.
Bukan tanpa alasan, orang nomor dua di Sumenep ini melihat dan mengkhawatirkan generasi penerus yang hidup di zaman modern. Sebab, mereka mayoritas bermain dengan gadget nya sendiri, tidak pernah keluar rumah.
Sehingga dalam jangka waktu panjang tidak menutup kemungkinan akan menjadi orang-orang yang egois, karena jarangnya sebuah interaksi.
“Karena generasi ke depan harus memiliki pola pikir yang kreatif dan inovatif sehingga pada saat siswa-siswa memiliki nilai-nilai itu, maka mereka akan memiliki pola-pola pikir seni yang sangat kuat,” pungkasnya.
Di kesempatan tersebut, turut hadir mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja untuk mendukung dan memberikan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat sekitar.
Acara itu juga dihadiri oleh kepala sekolah SMA, SMK se Kabupaten Sumenep, perwakilan Camat dan Lurah, tokoh agama dan masyarakat sekitar Kecamatan Lenteng.(*)