Jangan Suka Mengumbar Janji! Ini Larangan Islam

Avatar of PortalMadura.Com
Jangan Suka Mengumbar Janji! Ini Larangan Islam
ilustrasi

PortalMadura.Com – Mengumbar janji merupakan perbuatan yang dijanjikan seseorang, dimana janji ini akan dilaksanakannya pada waktu tertentu tanpa dibarengi keinginan kuat untuk memenuhi atau hanya bualan (dusta) semata.

Hal ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang ingin mendapatkan kepercayaan, simpati, dukungan, dan loyalitas dari orang lain terhadap dirinya. Biasanya hal ini terjadi pada waktu kampaye.

Menurut ajaran Islam, janji bukanlah masalah yang ringan atau sepele. Janji merupakan masalah besar yang berpengaruh bagi kebaikan atau kecelakaannya di dunia maupun di akhirat. Janji juga akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah: “Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya,” (QS al-Isra: 34).

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji,” (QS an-Nahl: 91).

Jadi, orang yang mengumbar janji tanpa mau memenuhinya termasuk di antara sifat munafik.

Rasulullah bersabda: “Ada empat (perkara) jika terdapat pada diri seseorang, dia adalah orang munafik murni. Dan barang siapa yang melakukan salah satu perkara itu, maka padanya terdapat bagian dari sifat munafik, hingga ia meninggalkannya. Empat perkara itu adalah apabila berbicara ia dusta, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila diberi amanat (dipercaya) ia berkhianat, dan apabila bermusuhan dia aniaya,” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i).

Selain itu, mengumbar janji tanpa niat untuk melakukannya termasuk perbuatan dusta.

Pada suatu ketika, Rasulullah mendengar seorang ayah yang sedang berkata kepada anak-anaknya, “Aku akan memberikan anu dan anu kepadamu.” Lalu, Rasulullah bersabda kepadanya, “Apakah kamu berniat akan memberinya?” Dia berkata, “Tidak.” Rasulullah bersabda, “Engkau harus memberinya atau berkata benar. Sesungguhnya Allah melarang berbuat dusta.” Orang itu berkata, “Ya Rasulullah, apakah ini termasuk dusta?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya segala sesuatu itu dituliskan. Dusta dituliskan dusta dan dusta kecil (sedikit) ditulis dusta kecil,” (HR Ahmad dan Ibnu Abu Dunya).

Maka dari itu, sebagai seorang Muslim tidak pantas baginya berperilaku banyak mengumbar janji karena janji adalah utang yang harus dipenuhi sekecil atau seringan apa pun janji tersebut. Jika kita banyak berjanji tapi tidak menepatinya, akan mengurangi kredibilitas diri dalam pandangan manusia. Adapun bila sengaja tidak melakukannya termasuk telah melakukan dosa besar.

Karena begitu besarnya dampak dari mengumbar janji terhadap kehidupan kita, kita harus berhati-hati dalam menjanjikan sesuatu. Jika memang sesuatu itu terasa berat dan di luar kemampuan dan kapasitas kita, selayaknya kita tidak menjanjikannya. (republika.co.id/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.