Jatah Pupuk Tidak Sebanding Dengan Kebutuhan Petani Sumenep

Avatar of PortalMadura.com

PortalMadura.Com, – Merujuk pada Rencana Definitif Kelompok Tani dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDK-RDKK) yang diajukan kelompok tani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kebutuhan pupuk di tahun 2014 ini mencapai 46 ribu ton.

Sedangkan jatah pupuk tahun ini, hanya 21 ribu ton. Jatah tersebut juga dibanding dengan realisasi pupuk bersubsidi tahun 2013 yang mencapai 25 ribu ton.

“Dari jatah tahun 2013 saja, masih kurang sekitar 4 ton. Kalau mengukur pada RDK-RDKK 2014 justru kurang 25 ribu ton,” terang Bambang Heriyanto, Kepala Dianas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Sumenep, Jumat (18/4/2014).

Penurunan kuota pupuk pada tahun 2014, merupkan hasil dari kesepakatan antara Dinas Pertanian dengan Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida. Dari jumlah pupuk yang telah ditetapkan itu, tidak hanya untuk kebutuhan satu jenis tanaman saja, melainkan untuk semua jenis tanaman yang ditanam masyarakat petani Sumenep.

Pihaknya mengaku tetap akan mengajukan permohonan tambahan pupuk bersubsidi dan menjamin tidak akan terjadi kelangkaan pupuk selama musim tanak di Sumenep.

Sementara, Wakil Ketua Komisi B DRPD Sumenep Dwita Andriani mengatakan, jika kuota pupuk sudah tidak lagi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat dipastikan akan terjadi kelangkaan. Kecuali petani bisa mengurangi penggunaan pupuk bersubsidi dan beralih mengguanakan pupuk organik.

“Bisa saja tidak terjadi kelangkaan, asal petani mengurangi pupuk bersubsidi dan beralih pada pupuk organik. Namun, bila tidak kelangkaan sudah pasti akan terjadi,” kata Dwita Andriani.

Selain itu, pihaknya meminta Disperta menghitung betul kebutuhan pupuk masyarakat, sehingga bila waktu musim tanam tiba, petani tidak kebingungan mencari pupuk. Disisi lain, Dwita juga meminta pihak Disperta betul-betul mengawasi pendistribusian pupuk dari distributor ke kios, karena terjadinya kelangkaan pupuk diduga akibat terjadinya penyelewengan saat pendistribusian.

“Saat pendistribusian pupuk harus diawasi secara maksimal, sebab terjadinya kelangkaan akibat pupuk banyak yang diselewengkan,” pungkasnya.(udien/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.