PortalMadura.Com, Sumenep – Menjelang tutup anggaran 2018, sejumlah pekerjaan yang dianggarkan di APBD 2018 belum tuntas 100 persen. Bahkan, 20 persen dari kekuatan belanja di tahun ini belum terserap.
“Tingkat penyerapan APBD Kabupaten Sumenep tahun anggaran 2018 ini belum maksimal, sebab hingga menjelang akhir tutup anggaran, masih 20 persen dari Rp 2,1 Triliun kekuatan APBD belum terserap,” kata Wakil Bupati Sumenep, Ach Fauzi, Rabu (26/12/2018).
Ia mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya pertanggal 26 Desember 2018, penyerapan APBD baru dikisaran 80 persen. Sebab, sejumlah pekerjaan yang sifatnya kontraktual belum selesai.
“Anggaran yang belum terealisasi itu diantaranya belanja barang dan jasa yang sifatnya pengadaan barang dan proyek fisik sekitar Rp 160 miliar, kemudian belanja modal berupa bantuan sosial dan hibah sekitar Rp 224 miliar,” ucapnya.
Selain itu, lanjut politisi PDI Perjuangan itu, program pokok pikiran rakyat (Pokir) dewan dibeberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tidak dilengkapi by name dan by address penerima juga menjadi pemicu rendahnya penyerapan APBD.
“Salah satu penyebab rendahnya pencapaian APBD 2018 ini adalah penerima Pokir yang tidak by name dan by address,” imbuhnya.
Ia memprediksi, hingga tutup tahun nanti, realisasi APBD 2018 maksimal pada kisaran 91 persen, sehingga 9 persennya tidak terserap dan menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa).
“Kami akan mengevaluasi Pimpinan OPD yang tingkat penyerapan anggarannya di tahun 2018 terbilang rendah,” tukasnya. (Arifin/Nurul)